Purwokertokita.com – Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengimbau petani menanam padi varietas padi genjah atau berumur pendek mengantisipasi curah hujan yang diperkirakan di bawah normal pada 2016 ini.
“Kita paling antisipasinya dengan teknologi jenis benih padinya sendiri, varietasnya memakai varietas yang (berumur) pendek, sehingga musim hujan bisa keburu,” kata Koordinator Penyuluh Pertanian Cilacap UPT Dipertan Majenang, Surur Hidayat, Rabu (6/1).
Dia mengatakan Dipertan juga merekomendasikan varietas yang toleran (resisten) terhadap cekaman cuaca.
“Panen tanaman bisa kita atur waktunya. Kita juga cari-cari varietas yang toleran dan agak tahan terhadap el nino,” jelasnya.
Surur menjelaskan varietas umur pendek memungkinkan masa tanam kedua bisa mengalami masa tumbuh panen optimal.
“berdasar informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), selain musim hujan yang mundur, curah hujan di tahun 2016 ini diperkirakan tidak normal. Hal ini dipengaruhi Badai El Nino yang prakirakan mempengaruhi cuaca hingga Februari nanti,” ujarnya.
Padahal, jelas Surur, pada Maret dan Mei kemungkinan besar Jawa Tengah selatan sudah memasuki masa pancaroba. Dengan demikian curah hujan diperkirakan sudah menurun.
“Kalau varietas yang tinggi itu memang susah, begitu lembap kena blast. Makanya kita cari yang toleran lah, varietas yang tahan terhadap segala cuaca,” paparnya.
Beberapa varietas yang direkomendasikan antara lain varietas Ciherang, Mekongga, Situ Bagendit, dan beberapa seri varietas Inpari.
Surur menambahkan, Dipertan tidak merekomendasikan benih jenis hibrida pada musim tanam kali ini. Sebab, jenis hidrida rawan penyakit yang disebabkan suhu panas dan kelembapan tinggi.
“Penyakit hawar daun, blast dan patah batang leher amat rawan pada jenis hibrida. Jenis hibrida juga rawan serangan wereng,” pungkasnya.