Kasus Covid-19 di Purbalingga Terus Bartambah, Ketersediaan Tempat Tidur Pasien Menipis

Peristiwa190 Dilihat
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, saat paparan pada rakor lintas daerah membahas penanganan Covid-19 di Makorem 071 Wijayakusuma, Rabu (30/6/2021). Foto: Lily

PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Tren kasus Covid-19 di Kabupaten Purbalingga masih menunjukkan peningkatan.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga per 30 Juni 2021 menunjukkan ada 205 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirawat dan 1.424 yang menjalani isolasi mandiri. Sebagai pembanding, data per 26 Juni 2021 menunjukkan jumlah pasien dirawat berada di angka 189 orang dan yang menjalani isolasi mandiri 978 orang. Dalam empat hari terjadi lonjakan kasus yang terbilang signifikan.

Peningkatan jumlah pasien ini membuat pemerintah daerah harus menambah ketersediaan tempat tidur untuk pasien di rumah sakit rujukan.

Purbalingga memiliki dua rumah sakit umum daerah (RSUD) yang menjadi rujukan pasien Covid-19, RSUD Goeteng Taroena Dibrata dan RSUD Panti Nugroho. Data Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit yang semakin tinggi.

Data per 28 Juni 2021, RSUD Goeteng Taroena Dibrata memiliki empat tempat tidur ICU dan 84 tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19. Dari empat tempat tidur ICU, tiga di antaranya telah terpakai (75 persen). Sementara untuk ruang isolasi ada 84 tempat tidur yang 69 di antaranya telah terpakai (82 persen).

Karena kondisi mulai kritis, rumah sakit menambah kapasitas tempat tidur dengan menjadikan bangsal Bugenvil yang berkapasitas 26 tempat tidur sebagai bangsal isolasi pasien Covid-19. Penambahan tempat tidur ini membuat bed occupancy ratio (BOR) RSUD Goeteng menurun menjadi 53,33 persen.

Sementara untuk RSUD Panti Nugroho memiliki tiga tempat tidur di ruang ICU yang dua di antaranya telah terisi (67 persen). Semenara untuk ruang isolasi memiliki 29 tempat tidur dan 15 di antaranya telah terisi (52 persen).

“Kami meminta rumah sakit swasta menyediakan tempat tidur untuk pasien Covid-19. Tapi jumlahnya tidak banyak, dua, empat, maksimal 10. Karena itu kami menyiapkan karantina terpusat kabupaten,” kata Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, saat paparan di Makorem 071 Wijayakusuma, Rabu (30/6/2021).

Purbalingga menyiapkan eks SMPN 3 Purbalingga sebagai pusat karantina tingkat kabupaten. Selain pusat karantina tingkat kabupaten, Purbalingga juga menginstruksikan tiap kecamatan dan desa agar menyediakan pusat karantina. Sebab, menurut bupati ujung tombak PPKM mikro ada di tingkat desa.

“PPKM mikro ini ujung tombaknya gugus tugas di tingkat desa, kendalanya ada 224 desa yang masing-masing memiliki kepedulian yang berbeda. Ditengarai ini karena masalah anggaran dana desa, ada desa yang semangat dan care ada yang anggarannya mulai habis sehingga perhatian untuk pasien berkurang,” ujar dia.

Sementara untuk ketersediaan oksigen, RSUD Goeteng memiliki lima tabung oksigen berkapasitas 1 meter kubik dan 267 meter kubik oksigen liquid. Sementara RSUD Panti Nugroho memiliki 44 tabung oksigen berkapasitas 6 meter kubik.

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan mengingat jumlah pasien Covid-19 yang terus bertambah. Ini menjadi pekerjaan rumah untuk Purbalingga dalam menghadapi pandemi.

Tinggalkan Balasan