Romantisnya… Pengantin Baru di Desa Ini Tanam Bibit Pohon Usai Ijab Qobul

Lingkungan, Rehat239 Dilihat
Pelestarian hutan adalah jawaban untuk memastikan anak cucu kita menyaksikan hijaunya hutan dan birunya langit. (Foto: Ridlo Susanto/purwokertokita.com)
Pelestarian hutan adalah jawaban untuk memastikan anak cucu kita menyaksikan hijaunya hutan dan birunya langit. (Foto: Ridlo Susanto/purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Pernah nggak sih, membayangkan pengantin baru bulan madu dengan jalan-jalan ke hutan? Lalu mereka menanam pohon bersama-sama? Wah romantisnya…

Nah di desa ini, pengantin baru memang wajib menanam setidaknya satu pohon. Ini untuk memastikan anak cucu mereka kelak mendapat warisan bumi yang lestari.

Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mewajibkan calon pengantin untuk menanam setidaknya satu pohon. Bagi warga desa ini, pohon dan hutan adalah investasi jangka panjang untuk memastikan anak cucu mereka masih menikmati rimbunnya dedaunan dan kicauan burung di pagi hari.

“Aturan ini memang belum diperkuat dengan Peraturan Desa. Namun,  ini sudah berlaku turun-temurun dan menjadi kesepakatan bersama masyarakat di Desa Melung,” ujar Kepala Desa Melung, Khoerudin kepada purwokertokita.com.

Khoerudin menyebut, menanam setidaknya satu pohon merupakan tradisi yang wajib dilestarikan. Itu sebab, ketika tradisi ini sempat terhenti, Pemerintah Desa Melung menginisiasi untuk menghidupkan lagi tradisi yang lahir ratusan tahun lalu.

“Yang kami pahami, saat hutan lestari maka mata air akan mengalir bagus. Nah, sekarang ini sudah banyak mata air yang kalau kemarau debit airnya berkurang drastis. Itu merupakan peringatan alam agar kita menjaga kelestarian hutan,” ungkapnya.

Calon pengantin, kata Khoerudin, tinggal memilih jenis tanaman apa yang hendak ditanam. Bibit disiapkan oleh Linmas (Hansip) desa setempat. Linmas ini pula yang nantinya menanam, sekaligus menunjukkan titik penanaman jika sang calong pengantin belum memiliki tempat.

“Bibit akan ditanam bersamaan dengan waktu ijab qobul. Biasanya setelah menikah, terus bareng-bareng menanam pohon. Biayanya juga murah, hanya Rp 10 ribu saja,” katanya.

Tokoh Desa Melung, Budi Satrio mengatakan hutan, bagi warga Desa Melung tak hanya berarti mata air saja. Hutan akan menjaga Desa Melung dari bahaya tanah longsor dan banjir bandang. Maklum saja, desa ini berada di lereng sebelah selatan Gunung Slamet di perbukitan terjal. Desa ini berada di perbukitan curam. Pelestarian hutan adalah upaya menjaga desa ini dari bencana alam.

“Dari hutan, warga bisa mengambil kayu bakar, buah-buahan yang ditanam di sela tanaman utama. Ada juga yang ditanami tanaman musiman,” jelas Budi Satrio.

Budi menambahkan, meski  hanya diwajibakan menanam satu pohon, kadangkala pengantin baru menanam lebih dari lima pohon. Wajib tanam satu pohon ini, kata Khoerudin, hanya sebagai pemicu agar keluarga baru menyadari sejak awal untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam. Ini untuk memastikan anak cucu mereka masih menyaksikan elang jawa terbang mengelilingi desa pinggir hutan itu.

Ridlo Susanto

Tinggalkan Balasan