Wabah Virus Corona, Harga Manggis Cilacap Ambyar

Manggis muda, di Palugon, Wanareja, Cilacap. (Foto: Purwokertokita.com)
Purwokertokita.com, Cilacap – Harga manggis di tingkat petani di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terjun bebas menyusul wabah virus Corona. Pasalnya, pasar terbesar manggis dari wilayah ini adalah ekspor untuk Tiongkok.

Kepala Desa Palugon, Tasja Suryana mengatakan akibat virus Corona, ekspor manggis ke Tiongkok dihentikan. Padahal, akhir Februari 2020 nanti manggis memasuki musim panen kedua setelah panen raya pertama Desember hingga awal Januari lalu.

Sebelumnya manggis di tingkat petani Palugon mencapai Rp15 ribu per kilogram. Akan tetapi, semenjak Imlek lalu, harga jatuh hingga Rp5.000 per kilogram.

“Harganya turun. Padahal nanti sudah mau panen lagi, ya kurang dari satu bulan,” katanya.

Dia mengungkapkan, dari informasi yang diperolehnya dari pengepul manggis Tasikmalaya yang bisa berbelanja manggis di Cilacap, ekspor manggis ke Tiongkok dihentikan akibat mewabahnya virus Corona. Akibatnya, kini manggis hanya dijual di pasar lokal.

Dia memperkirakan omzet manggis Desa Palugon dari panenan musim pertama saja sudah mencapai Rp500 juta lebih. Tiap tahun, jumlah uang masuk mencapai miliaran hanya dari komoditas manggis.

“Contoh tahun ini, kurang lebih setengah miliar lebih uang yang masuk ke Palugon. Itu hanya dari panen pertama, belum yang kedua dan ketiga. Itu masih perorangan,” ujarnya.

Tasja mengklaim, manggis dari Palugon, Cilacap adalah salah satu yang terbaik di wilayah Jawa Tengah barat dan timur Jawa Barat. Permintaan manggis Palugon selalu tinggi karena berkualitas ekspor. Sebab itu, dia optimis harga manggis akan membaik meski kini sedang terpuruk.

“Saya kan kedatangan bos dari Tasik. Pokoknya, manggis Palugon bisa membawa manggis-manggis yang lain. Maksudnya, kalau manggis dari luar desa Palugon kurang baik, dicampur dengan manggis Palugon masuknya jadi baik,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan