Purwokertokita.com – Upaya untuk mengembangkan komoditas kopi terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga, salah satunya melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) yang menggelar Focus Group Discussion (FGD) “Sinergi Hulu-Hilir Kopi Purbalingga” di halaman Bappelitbangda, Jumat (26/10) malam.
Ketua panitia, Siswanto mengatakan, FGD kopi ini menjadi langkah mempertemukan petani dan penjual, serta penikmat kopi untuk memajukan ekonomi kreatif di Purbalingga. Sinergi antar pelaku kopi diharapkan bisa mendorong ekonomi kreatif yang dipadukan dengan pariwisata.
“Pemkab ingin menyerap permasalahan kopi mulai dari hulu dan hilir. Lewat diskusi ini, Pemkab bisa mengambil langkah-langkah untuk pengembangan budidaya kopi dan sekaligus untuk mengembangkan usaha kopi,” kata Siswanto.
Kepala Bappelitbangda Purbalingga, Yani Sutrisno mengungkapkan, luasan lahan pertanian kopi di Purbalingga saat ini mencapai 1.500 hektar dengan produksi 250 ton per tahun. Sedang jumlah petani sekitar 5.000 orang.
“Pemkab mendorong agar produksi kopi terus meningkat. Kualitasnya juga semakin bagus, dan di sisi lain pengguna kopi mulai dari pengelola kafe, penikmat kopi bisa menikmati kopi Purbalingga yang khas,” kata Yani.
FGD tersebut menghadirkan narasumber salah satu petani kopi yang sukses mengembangkan kopi di Temanggung, yakni Mukidi. Pada kesempatan ini, Mukidi mengajak petani kopi untuk menjadi petani mandiri.
“Konsep petani kopi mandiri, harus dilakukan dalam keluarga. Misal orang tuanya yang membudidayakan kopi, dan sang anak yang mengelola kopi serta mempromosikan dan memasarkannya,” ujar Mukidi.(YS)