Festival Kopi, Sebuah Ikhtiar Mengembalikan Kejayaan Kopi Purbalingga

Peristiwa290 Dilihat
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menyapa pengusaha kopi muda Purbalingga dalam acara Penutupan Road To Festival Kopi Purbalinggpa, Sabtu (11/12/2021) di PFC Barat, Pojok Kopi./Foto: Humas Pemkab Purbalingga

PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Festival Kopi Purbalingga kembali digelar. Festival ini merupakan ajang promosi potensi kopi Purbalingga.

Purbalingga saat ini punya 52 tempat kedai/warung kopi dan ada 38 merek kopi kemasan dari Purbalingga.

“Festival Kopi ini diadakan untuk menggeliatkan kembali perekonomian,” kata Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi dalam acara Penutupan Road To Festival Kopi Purbalinggpa, Sabtu (11/12/2021) di PFC Barat, Pojok Kopi.

Festival Kopi ini bisa terselenggara berkat perkembangan Covid-19 di Purbalingga yang berada pada status PPKM Level 2. Jika tak ada aral melintang, Purbalingga bisa masuk ke Level 1.

“Kita butuh sinergi dari seluruh pihak, stakeholder terkait, para pecinta, pegiat, komunitas kopi untuk memajukan kembali kopi Purbalingga dan bersama-sama memulihkan perekonomian di Kabupaten Purbalingga,” katanya.

Acara Road To Festival Kopi Purbalingga yang berlangsung dua hari (10 – 11 Desember) ini diselenggarakan berbagai macam kegiatan.

Di antaranya Sarasehan kopi, talkshow Gempur Rokok Ilegal, bursa kopi, lomba seduh, coaching klinik V60, cupping session dan live music. Acara ini terselenggara berkat dukungan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Festival Kopi ini juga menjadi momentum yang pas untuk mensosialisasikan Gempur Rokok Ilegal, khususnya kepada generasi milenial.

“Purbalingga memiliki sejumlah perusahaan/investor baik produsen rokok maupun liquid rokok elektrik, sehingga DBHCHT ini bisa membantu pemerintah dalam menggeliatkan pembangunan. Karena setiap tahun DBHCHT ini ke Purbalingga mencapai Rp 7,2 miliar,” katanya.

Oleh karenanya, Bupati mengajak untuk bersama-sama memerangi rokok ilegal. Karena dengan adanya rokok ilegal ini berdampak pada pengurangan pendapatan daerah termasuk negara.

“Karena dengan tidak adanya rokok ilegal pendapatan daerah dari DBHCHT ini bisa semakin besar dan manfaatnya akan kembali ke masyarakat Purbalingga,” katanya.

Tinggalkan Balasan