Unsoed Press Diresmikan, Mampu Layani Cetak Tujuh Ribu Lembar Per Jam

Peristiwa264 Dilihat
Rektor Unsoed, Suwarto saat melihat mesin percetakan baru yang dimiliki Unsoed Press di sela peresmian, Selasa (23/10). (NS/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto meresmikan fasilitas Unsoed Press yang berlokasi di Jalan HR Boenyamin, Purwokerto, Selasa (23/10). Unsoed Press memiliki mesin percetakan yang mampu melayani cetak dengan kapasitas tujuh ribu lembar per jam, penjilidan, membungkus buku dan lainnya.

Koordinator UPT Unsoed Press, AH Syaiful Anwar mengatakan, percetakan yang dikelola Badan Pengelola Usaha (BPU) Unsoed ini merupakan hasil kolaborasi kalangan akademisi dan profesional. Percetakan Unsoed ini sejatinya sudah berdiri sejak tahun 1983, namun proses pengembangan Unsoed Press ini dimulai oleh Rektor Unsoed periode 2014-2018, Achmad Iqbal.

Menurut Syaiful, pihaknya menggandeng investor, yaitu PT Sampurna Print Shop dan PT Astragraphia Document Solution untuk menyediakan mesin cetak digital.

“Dahulu, semua kebutuhan cetak dipenuhi di Percetakan Unsoed ini. Setelah menunggu selama 35 tahun, akhirnya percetakan ini bisa dikembangkan, mengalami perubahan sistem tata kelola, tata ruang dan mesin cetaknya,” ujarnya ketika acara peresmian.

Hadirnya mesin cetak baru ini diharapkan dapat membuat Unsoed Press bekerja lebih cepat, efektif dan kualitas cetak yang lebih baik.

“Untuk investasi mesin ini senilai hampir Rp 1,5 miliar ditambah perbaikan gedung yang menghabiskan dana Rp 350 juta,” tambahnya.

Direktur Sampurna Print Shop, Hananto Prasetyo mengatakan, untuk memaksimalkan pelayanan, pihaknya mengusung slogan “Unsoed Press Go Digital Becoming To the World Class University”.

“Kami akan melakukan pengembangan Unsoed Press Go Digital ini untuk melayani kebutuhan internal kampus, kebutuhan mahasiswa, percetakan dan masyarakat umum. Membuat satu buku pun kami layani dan prosesnya bisa ditunggu. Mahasiswa tinggal mengirim soft copy materi ke email Unsoed Press,” katanya.

Hananto menambahkan, pada tata kelola baru, Unsoed Press tak hanya melayani percetakan, tapi juga foto studio dan penjualan merchandise.

Rektor Unsoed, Suwarto mengatakan, kemajuan teknologi dari analog ke digital harus diimbangi dengan inovasi. Digitalisasi ini dapat dimanfaatkan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan, membantu pengembangan usaha mikro dan kecil menengah, serta mendorong perkembangan sumber daya lokal.

“20 tahun lalu masih dunia analog. Mau melihat foto harus menunggu hasil cetak. Dengan revolusi industri 4.0 sekarang, semua serba digital,” kata Suwarto. (NS/YS)

Tinggalkan Balasan