Trik Petani Durian Banjarnegara Hasilkan Rp 80 Juta dari Satu Pohon

Peristiwa675 Dilihat
Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin, menunjukkan durian di Dukuh Siweru, Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh hasil teknik top working,beberapa hari lalu. /Foto: Humas Pemkab Banjarnegara

PURWOKERTOKITA.COM, BANJARNEGARA – Triyono, warga Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara nyaris kehabisan akal untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pohon duriannya. Namun semua berubah setelah ia dan petani durian lain menerapkan metode top working.

Semula para petani mengeluh banyak pohon durian dengan kualitas rendah, produksinya sedikit, dan postur kecil. Akibatnya harga jual durian merekapun murah.

Triyono kemudian mulai menggunakan sistem top working sebagai upaya perbaikan kualitas tanaman durian. Top working adalah teknik menyambungkan batang bawah dengan batang atas dengan cara okulasi. Dengan kata lain, top working merupakan peremajaan tanaman tanpa harus menebang pohon, sehingga tidak memerlukan bibit baru.

“Dengan sitem top working ini satu pohon durian bisa berbuah dengan beberapa varietas berbeda. Bahkan satu pohon bisa menghasilkan 20 jenis buah durian,” katanya.

Sejak menerapkan teknik top working sekitar 5 tahun yang lalu, para petani durian Sigaluh merasakan kemajuan pesat dari sisi produktivitas buah serta penghasilan dari penjualan.

“Dulu satu pohon hanya bisa menghasilkan 400 butir buah atau kalau dijual dapat empat sampai lima juta rupiah. Tetapi sejak menggunakan top working, saat ini satu pohon bisa berbuah lebih banyak dan menghasilkan sekitar 80 juta rupiah,” ujar dia.

Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) kementerian Pertanian RI, Sudi Mardianto saat berkunjung ke Banjarnegara berkesempatan meliha langsung lokasi tanaman durian yang menggunakan sistem top working.

Dia menilai, keahlian memadukan berbagai jenis durian dalam satu pohon merupakan sebuah terobosan. Menurutnya hal ini layak diapresiasi karena pemerintah pusat sangat mendukung inisiatif masyarakat dalam pengembangan komoditas pertanian.

“Apa yang kami lihat di sini akan kami sampaikan ke Direktorat Jenderal teknis terkait di Kementan RI. Semoga ada tindak lanjut untuk mendukung budi daya durian di tempat ini,” ucapnya.

Sudi menyarankan agar petani mulai mensertifikatkan varietas durian di Sigaluh. Menurutnya, keberagaman tanaman akan memiliki nilai tambah, tetapi sertifikasi kebun juga penting bila akan memperluas pasar hingga ekspor ke luar negeri.

Ia berharap, dengan sertifikasi kebun akan terwujud penataan kebun yang baik serta jaminan kualitas yang dihasilkan dari tempat itu bisa dipertanggungjawabkan.

Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin mengatakan, durian adalah komoditas unggulan di Sigaluh. Inovasi percepatan produksi dan mutu tanaman durian dengan cara top working menjadi model percontohan. Hal tersebut menurutnya juga bisa mendukung terwujudnya agroeduwisata di Kabupaten Banjarnegara.

“Sebuah harapan besar tersaji di sini, tentang bagaimana mengelola potensi lokal yang ada dan menjadikan Kecamatan Sigaluh sebagai pintu masuk Banjarnegara sebelah timur menarik untuk dikunjungi,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan