Purbalingga Jemput Eks Anggota Gafatar

Peristiwa242 Dilihat
Ilustrasi: Puluhan transmigran asal Jawa Tengah bertahan di depan gedung Komnas HAM, Jakarta, Rabu (20/1). (dok.istimewa /purwokertokita.com)
Ilustrasi: Puluhan transmigran asal Jawa Tengah bertahan di depan gedung Komnas HAM, Jakarta, Rabu (20/1). (dok.istimewa /purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Gelombang pertama kedatangan eks Gafatar asal Purbalingga akan segera dijemput Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Penjemputan dilakukan oleh personil TNI Polri dan Kesbangpol Purbalingga.

Pj. Bupati Purbalingga, Budi Wibowo mengatakan setelah dilakukan normalisasi oleh pemerintah provinsi selama 3 hari di Asrama Haji Donohudan, pemkab akan segera melakukan penjemputan. Hal tersebut sesuai dengan instruksi gubernur, tanggal 29 harus sudah dilakukan penjemputan.

“ Oleh karena itu, hari ini kita sudah kirimkan tim untuk melakukan penjemputan,”kata Budi di ruang kerjanya, Kamis (28/1).

Eks Gafatar yang dilakukan penjemputan untuk gelombang pertama lanjut Budi sebanyak 3 orang yang merupakan masih satu keluarga, yakni Ali Murtopo, isteri dan anaknya yang masih kecil. Sebenarnya mereka bukan asli Purbalingga, mereka berasal dari Depok.

“Namun dari hasil assessment tim pemulangan pemprov, mereka ingin kembali ke orang tuanya di Bukateja,”katanya
Sekembalinya dari Donohudan kata Budi akan langsung dikembalikan ke orangtuanya. Orangtua serta warga sekitar mau menerimanya. Pihak Kecamatan, desa juga telah diinstruksikan agar senantiasa memberikan pengawasan agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan terhadap eks gavatar.

“Untuk normalisasi akan digabung dengan gelombang ke dua yang berjumlah 72 orang,” katanya
Pembinaan yang semula akan dilaksanakan selama satu minggu, tambah Budi akan dilakukan selama 3 hari. Hal ini terkait dengan biaya anggaran yang cukup besar, sementara tidak masuk dalam APBD 2016. Untuk mengatasi hal tersebut, anggaran akan ditopang dari beberapa kegiatan SKPD yang sesuai.

“Pembinan nantinya akan dilakukan oleh MUI, FKUB, Kepolisian serta psykolog,” katanya
Hal ini perlu dilakukan menurut Budi karena eks Gafatar merupakan korban dari cuci otak. Karena secara logika kehidupan di sini lebih baik dari pada hidup di sana (Kalimantan). Ada yang sedang jadi dokter, PNS dan petani maju kenapa harus pindah kesana dengan kondisi seperti itu.

Budi juga berharap kepada eks Gafatar agar kembali ke jalan yang benar, jangan berbuat yang aneh-aneh, patuh terhadap tatanan masyarakat yang ada di sekitarnya.

“Insyaallah pada penjemputan gelombang kedua, saya dengan Pak Kapolres akan ikut mendampinginya, ” kata Budi.

Sebagaimanan diberitakan terdahulu pemkab Purbalingga telah menyediakan Balai benih ikan (BBI) untuk penampungan eks gafatar selama 3 hari. BBI nempunyai kapasitas 70-80 orang dengan fasilitas 7 MCK juga terdapat dapur umum.

Tinggalkan Balasan