Pondok Pesantren di Banjarnegara Hemat Ratusan Ribu Berkat Energi Baru Terbarukan

Peristiwa214 Dilihat
Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Banjarnegara menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk kebutuhan listrik pesantren. Instalasi energi baru terbarukan terpasang berkat kerja sama dengan Universitas Diponegoro Semarang.

PURWOKERTOKITA.COM, BANJARNEGARA – Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Banjarnegara menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk kebutuhan listrik pesantren. Instalasi energi baru terbarukan terpasang berkat kerja sama dengan Universitas Diponegoro Semarang.

Berkat PLTS ini, pondok menghemat biaya listrik hingga Rp 250 ribu per bulan. Pemasangan PLTS juga mendukung program pemerintah yang menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025.

“Pembangkit listrik tenaga surya dengan sistem on-grid bisa dijadikan alternatif untuk mengurangi biaya tagihan listrik karena PLTS ini bisa bekerja secara bersamaan dengan PLN sehingga listrik yang dihasilkan oleh PLTS akan mengurangi tagihan listrik PLN,” kata Ketua tim pengabdian LPPM Undip, Jaka Windarta.

Panel surya di Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin dipasang di atap masjid. Aplikasi panel surya menjadi alternatif energi yang tepat karena cahaya matahari melimpah sepanjang tahun.

“Kami hubungkan ke gedung tata usaha pondok yang memiliki kapasitas daya terpasang 3520VA. Dengan menerapkan PLTS berkapasitas 1350 Watt maka PLTS dapat mengurangi tagihan listrik hampir setengah dari biaya normal,” ujar dia.

Ia mengatakan, PLTS dengan kapasitas 1350Wp bisa memproduksi energi 5 hingga 7 kWh tiap harinya. Dari daya sebesar itu, Pondok bisa menghemat biaya tagihan listrik higga Rp 250 ribu tiap bulan.

“Hal ini tentunya sangat membantu pihak pondok untuk mengurangi biaya tagihan listrik tiap bulannya,” katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin, M Chamzah Hasan mengatakan sangat mendukung penerapan PLTS di pondok. Ini antara lainkarena terbukti membantu menghemat pengeluaran pesantren.

“Kami ada 2.500 santri yang semuanya membutuhkan listrik. Tentu ini sangat membantu. Dan paling penting, ini mendukung program pemerintah,” kata pria yang pengurus Lembaga Wakaf PBNU ini.

Ia berharap program ini bisa diperluas hingga semua titik gedung di pondok pesantren. Lembaga yang ia pimpin memiliki tiga pendidikan formal dari jenjang Mts hingga perguruan tinggi.

“Secara matematis kami diuntungkan ganda. Pengeluaran menjadi hemat, disisi lain kami membantu mempercepat program energi baru terbarukan,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan