PGRI Jawa Tengah: Guru Jangan Mau Jadi Korban Politik Pilkada

Peristiwa358 Dilihat
(Humas Pemkab Purbalingga/Purwokertokita.com)
(Humas Pemkab Purbalingga/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah meminta kepada anggotanya agar selalu netral agar tidak menjadi korban dalam ajang pesta demokrasi, termasuk dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung yang akan berlangsung serentak pada Desember 2015.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua PGRI Tulus Wibowo dalam Konferensi Kerja PGRI Purbalingga di Aula PGRI Purbalingga, Sabtu (10/10). Dalam kesempatan tersebut, Tulus mengatakan pada setiap pelaksanaan pesta demokrasi, bukan hanya masyarakat saja yang menjadi korban. Akan tetapi kalangan pendidik kerap menjadi korban kepentingan sesaat para calon pemimpin.

“Kita tahu bahwa setiap pesta demokrasi baik pilkada maupun pemilu lainya, PGRI tidak pernah tidak ada yang menjadi korban dari pesta demikrasi tersebut. Kalau tidak pimpinan organisasninya, unsur pimpinan atau pengurus tidak menutup kemungkinan anggota menjadi korbannya,” katanya.

Agar tidak menjadi korban politik, Tulus meminta anggota PGRI menyongsong pesta demokrasi dengan menjaga kesejukan iklim politik, yakni dengan tidak membuat gerakan yang akan memancing pihak tertentu melawan gerakan tersebut. Tulus juga menegaskan, PGRI merupakan organisasi non-politik praktis.

“PGRI dalam posisi yang netral, karena merupakan organisasi non-politik praktis. Namun tetap mempunyai hak pilih. Sehingga anggota PGRI dapat memilih pemimpin yang mempunyai kompetensi untuk membangun Purbalingga, terutama calon yang memiliki perhatian terhadap pembangunan di Purbalingga khususnya dibidang pendidikan,” jelasnya.

Ia juga berpesan kepada anggotanya agar jangan tergiur dengan iming-iming yang tidak menentu dari salah satu pasangan calon. “Tidak usah geradak geruduk, kesana kemari mendukung salah satu peserta. Jangan sampai tergiur dengan iming-iming yang tidak menentu, hal itu justru akan merugikan diri sendiri,” tegasnya.

Bupati Ajak Guru Manfaatkan Hak Pilih Dalam Pilkada

Sementara itu, Pjs Bupati Purbalingga, Budi Wibowo meminta kepada guru di Purbalingga ikut memanfaatkan haknya mengikuti pilkada untuk memilih pemimpin definitif di Purbalingga. “Saya minta kalangan masyarakat, khususnya guru, untuk ikut memanfaatkan haknya untuk mengikuti pilkada langsung. Untuk itu, guru diminta hadir dan pilih pemimpin yang memadai dan bisa menampung harapan masyarakat di Kabupaten Purbalingga,” pintanya.

Menurut Budi, pasangan calon yang mendapatkan suara 50 persen dan selisih satu suara saja sah menjadi pemenang dalam pikada. “Biarpun jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya hanya 50 persen, serta selisih satu suara saja, pasangan calon dengan suara terbanyak sah menjadi pemenangnya,” ucapnya.

Saat ini, tambah Budi, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Purbalingga sebanyak 737.595 orang. “Dari jumlah tersebut, jumlah pemilih laki-laki sebanyak 370.907 orang dan pemilih perempuan 366.688 orang,” jelasnya.

Uwin Chandra

Tinggalkan Balasan