Pembangunan Jalan Lintas Selatan Perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat Dikebut

Lingkungan, Peristiwa217 Dilihat
Ilustrasi jalan. (Humas Purbalingga/Purwokertokita.com)
Ilustrasi jalan.
(Humas Purbalingga/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Pemerintah menargetkan pada awal tahun 2016, kepadatan kendaraan yang selama ini terfokus di jalur lintas utara Pulau Jawa dapat dipecah melewati jalur alternatif di jalur lintas selatan. Sehingga, saat ini pemerintah menargetkan pembangunan dan pelebaran jalan jaringan jalan lintas selatan (JJLS) wilayah perbatsan Jawa Tengah-Jawa Barat terus dikebut.

Penambahan lebar jalan dari semula hanya lima meter menjadi tujuh meter di jalur lintas selatan untuk wilayah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah sudah mencapai kisaran 70 persen.

“Saat ini, belum semua ruas jalan di jalur selatan dan JJLS lebarnya mencapai tujuh meter. Kalau yang lebar jalannya masih lima meter, masih ada sekitar 30 persen dari panjang total 50 kilometer,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 8 Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Wilayah Batas Jawa Barat-Wangon, Agustinus Silalahi, kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Penanganan pembangunan dengan pengaspalan serta pelebaran jalan di wilayah kerjanya, dimulai dari perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat hingga Patimuan sepanjang enam kilometer. Kemudian, ruas jalan nasional antara Sidareja-Jeruklegi-Gandrungamu sepanjang empat kilometer.

“Pembangunan sudah dimulai sejak Agustus 2015. Rencananya, nanti pada 30 Desember 2015 siap digunakan sebagai jalur alternatif untuk memecah kepadatan lalu lintas di jalur utara,” katanya.

Ia melanjutkan, saat ini penanganan dan perbaikan jalan dengan konstruksi beton sudah dilakukan mulai dari batas Kota Cilacap hingga pertigaan Jeruk Legi. “Batas Kota Cilacap hingga Jeruklagi merupakan jalur utama menuju pelabuhan, sehingga diterapkan konstruksi beton karena rata-rata yang melintas kendaraan berat,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan betonisasi jalan antara jalur Slarang-Kesugihan sepanjang 3,3 kilometer dengan total anggaran mencapai Rp 59 milyar. “Proses pengecoran badan jalan, dijadwalkan selesai pada akhir November. Jika prediksi BMKG November-Desember mulai turun hujan, untuk sementara pengecoran dihentikan,” ucapnya.

Uwin Chandra

Tinggalkan Balasan