Libur Panjang, Begini Strategi Purbalingga Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19

Peristiwa247 Dilihat
Media gathering Purbalingga
Pjs Bupati Purbalingga menjelaskan rencana Pemkab Purbalingga mengantisipasi libur panjang cuti bersama di pendapa Dipokusumo,Kamis (22/10/2020). Foto : RAD

Purwokertokita.com, Purbalingga – Kebijakan cuti bersama pada tanggal 28 dan 30 Oktober membuat akhir pekan mendatang menjadi liburan panjang. Namun, libur panjang bukanlah kemewahan pada masa pandemi karena banyak yang sebelumnya menjalani work from home alias bekerja dari rumah. Libur panjang justru membawa risiko jika lalai menjaga diri dari pendemi.
Kelalaian dari menjaga diri inilah yang tengah diantisipasi Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Pemkab memprediksi akan ada gelombang kepulangan warga maupun wisatawan dari luar kota pada libur panjang pekan depan.
Untuk mencegah ledakkan kluster pariwisata, Pemkab Purbalingga menerapkan sejumlah strategi. Pertama aktivasi pos penjagaan di delapan pintu masuk ke Purbalingga. Pos ini merupakan pos yang sama ketika menghadapi arus mudik lebaran yang lalu.
“Karena waktunya mendesak, untuk SOP mengadopsi kebijakan kemarin pada waktu lebaran,” kata Pjs Bupati Purbalingga, Sarwa Premana, pada Media Gathering di Pandapa Dipokusumo, Kamis (22/10/2020).
Dinas Perhubungan juga menggunakan data lebaran untuk memperkirakan jumlah pemudik pada libur panjang kali ini. Sementara dari data bulan Oktober 2020 tercatat ada 1.736 penumpang bus AKAP dan 3.847 penumpang bus AKDP yang turun di terminal tipe A Bobotsari. Jika dirata-rata ada 174 penumpang per hari.
“Di terminal setiap penumpang yang turun akan ditermo gun, kalau ada yang suhunya di atas 37,5 derajat maka akan langsung dicatat identitas, asal, dan tujuannya lalu dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan yang kemudian diteruskan ke GugusTugas tingkat desa untuk diawasi selama karantina mandiri,” ujar Yani Sutrisno, Kepala Dinas Perhubungan Purbalingga.
Dinas Perhubungan akan memfokuskan penjagaan di tiga terminal, yaitu terminal tipe C Bukateja, terminal tipe B Purbalingga, dan terminal tipe A Bobotsari. Sementara pemudik yang menempuh jalur tikus, Dinas Perhubungan tidak memiliki cukup SDM untuk mengendalikan seluruhnya. Yani berharap mereka memiliki kesadaran untuk menaati protokol keamanan dan kesehatan.
“Karena itu strategi kita juga membangun kesadaran bersama untuk menaati protokol kesehatan,” ucapnya.
Sementara Dinas Pariwisata meminta setiap objek wisata menerapkan protokol kesehatan secara ketat terhadap para pengunjung. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Bambang Widjonarko mengatakan penerapan protokol kesehatan telah dimulai sejak simulasi adaptasi kebiasaan baru untuk tempat wisata.
“Sejak bulan Juli tempat wisata buka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata dia.(rad)

Tinggalkan Balasan