
Purwokertokita.com – Ayu Wahyuniati, adalah satu dari empat peserta ujian tertulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 yang berkebutuhan khusus. Keterbatasan penglihatan tidak menjadi halangan baginya untuk mengerjakan soal yang diujikan di Panitia Lokal (Panlok) 41, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Selasa (8/5).
Ayu yang mendaftar melalui jalur beasiswa Bidik Misi pada program studi Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Surakarta sebagai pilihan pertama, serta Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang, menjalani ujian di ruang sekretariat SBMPTN STMIK Amikom Purwokerto. Terpisah dengan peserta lainnya yang melaksanakan ujian tertulis berbasis cetak (UTBC) di kampus tersebut.
Dia mengerjakan soal ujian tersebut dengan didampingi oleh Dewi Nugrahaeni, petugas yang ditunjuk oleh panitia. Kebetulan, Dewi adalah mantan pengajarnya dulu semasa masih bersekolah di SMP Luar Biasa YPAB Baramas Mandiraja, Banjarnegara.
Dengan telaten, Dewi Nugrahaeni membacakan satu persatu soal dan mengisi lembar jawaban yang disediakan dengan pensil. Alumni SMAN 1 Wanadadi Banjarnegara ini pun terlihat menjawab dengan cekatan.
“Bu Dewi itu dulu guru SMPnya,” kata Sugeng AR (44) orang tua Ayu saat menanti anaknya menyelesaikan ujian.
Sugeng menuturkan, semasa kecil, anak pertamanya itu hidup normal seperti anak-anak lainnya. Namun, ketika menginjak SMP, penglihatan Ayu mulai berkurang. Hingga akhirnya Sugeng memutuskan memindahkan anaknya ke SMPLB Baramas.
“Low vision, tapi saya tidak tahu istilah kedokterannya. Penglihatannya terus berkurang. Sekarang sama sekali tidak melihat,” ujar pria asal Desa Bandingan, Kecamatan Rakit, Banjarnegara ini.
Pada SBMPTN kali ini, lantaran lebih dekat dengan kediamannya, Sugeng mendaftarkan anaknya untuk mengikuti ujian di Panlok 41 Unsoed Purwokerto.
Ayu dan tiga peserta ujian berkebutuhan khusus, mengerjakan soal ujian secara terpisah dari peserta lainnya. Panitia menyiapkan ruang Sekretariat SBMPTN di STMIK Amikom Purwokerto, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijayakusuma Purwokerto dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed Purwokerto. Tak seperti peserta lainnya, keempat peserta ini didampingi oleh petugas yang telah ditunjuk.
“Karena tidak adanya aturan pendampingan, satu peserta atas nama Anniko Nugrahaning Widhi, yang tadinya mengikuti UTBK dialihkan ke UTBC dan mengikuti ujian kelompok Sosial dan Humaniora di Fisip Unwiku,” kata Ketua SBMTPN Panlok 41 Unsoed, Mas Yedi Sumaryadi.
Adapun pada SBMPTN 2018, jumlah peserta ujian tulis berbasis cetak (UTBC) dan ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) di Panlok 41 Unsoed mencapai 18.617 orang. Rabu (9/5), 482 peserta akan mengikuti tes keterampilan. (NS/YS)