
Purwokertokita.com – Film fiksi pendek bertajuk ”Kesambet” diganjar penghargaan gelar Film Fiksi Terbaik kompetisi film pelajar pada Malam Penganugerahan Festival Film Purbalingga (FFP) 2017, Sabtu (5/8). Film yang diproduksi oleh Gerilya Pak Dirman Film, SMAN 1 Rembang Purbalingga ini mampu mengalahkan enam nominator lainnya.
Hebatnya, film pemenang ini berusaha mengajak masyarakat untuk mewaspadai bahaya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya. Itu diwakili oleh seorang pecandu narkoba bernama Parto yang disangka kesambet atau kerasukan roh halus oleh kedua orang tuanya. Sebabnya, remaja tanggung itu pulang dalam kondisi terus menerus tertawa.
Lantaran kebingungan, akhirnya orang tua Parto mengontak kiai dan dukun untuk menyembuhkan penyakit aneh itu. Masalah selesai ketika Pak RT datang dan meminta pemuda tersebut dilarikan ke Puskesmas terdekat.
Pemeran Parto, Karyo Gunawan mengaku bangga karena film yang diproduksi teman-temannya mampu meraih prestasi bergengsi. “Terima kasih kepada Tuhan,orang tua, tim produksi, dan CLC Purbalingga. Teman-teman jauhi narkoba,” ujarnya saat menerima penghargaan mewakili tim produksi.
Salah satu Dewan Juri FFP, Teguh Trianton mengatakan, film “Kesambet” mampu menyuguhkan persoalan yang aktual dan faktual. Melalui film pendek ini sesungguhnya para pelajar itu sedang membicarakan kondisi bangsa.
“Film ini berusaha mengingatkan masyarakat tentang bahaya penggunaan narkoba. Ini gambaran persoalan realitas bangsa Indonesia yang mengalami darurat narkoba,” kata sastrawan Purbalingga ini.
Selain kategori fiksi, FFP 2017 yang bekerjasama dengan lembaga negara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Pemerintah Kabupaten Purbalingga, juga memberikan penghargaan pada kategori Film Dokumenter Terbaik yang diraih film “Urut Sewu Bercerita” garapan sutradara Dewi Nur Aeni dari SMK Negeri 1 Kebumen.
Film berjudul “Lintah Darat” karya sutradara Putri Zakiyatun Ni’mah produksi Sabuk Cinema SMA Negeri Bukateja Purbalingga mendapat penghargaan Film Fiksi Favorit Penonton dan “Beras Bosok kanggo Rakyat” sutradara Firman Fajar Wiguna produksi Brankas Film SMA Negeri 2 Purbalingga, sebagai Film Dokumenter Favorit Penonton.
Sedangkan penghargaan Lintang Kemukus diberikan kepada teaterawan muda, Syaikhul Irfan dari Komunitas Kie BAE Sokaraja, Banyumas dan grup seni Lengger Lanang ”Ngudi Rahayu” dari Desa Panusupan Kecamatan Rembang, Purbalingga
Direktur Hubungan Antar Lembaga Luar Negeri Bekraf, Rossalis R Adenan menyebutkan, film merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang memegang peran penting di masa depan. “Film menjadi lokomotif subsektor ekonomi kreatif lain, karenanya keberadaan Festival Film Purbalingga sangat strategis,” jelasnya. (NS)