Purwokertokita.com – Enam bayi yang terlahir dari ibu positif HIV/Aids di Cilacap, Jawa Tengah pada 2015 lalu hingga kini belum dites apakah suspect HIV atau negatif.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap berkilah, untuk mendeteksi virus HIV pada bayi perlu menunggu hingga bayi berumur 18 bulan. Hal ini untuk menghindari salah diagnosa pada bayi kurang dari umur satu tahun.
“Kalau bayinya belum bisa dites. Kalau ditesnya itu setelah berumur 18 bulan ke atas baru bisa dideteksi. Kalau masih bayi itu bisa jadi positifnya positif palsu, atau negatifnya negatif palsu. Belum dites apakah tertular saat proses kelahiran atau tidak,” jelas Programer penanggulangan HIV/Aids Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Oktanti.
Oktanti menjelaskan, seluruh bayi yang lahir tahun 2015 ini dilahirkan dengan caesar. Kata dia, Caesar merupakan upaya pencegahan penularan HIV dari ibu positif HIV ke bayi yang dikandungnya.
“ Tahun 2015 ada delapan (ibu hamil). Yang melahirkan enam orang. mereka caesar semuanya. Jadi nantinya masih dalam pengawasan dokter otomatis hingga satu tahun enam bulan. Setelah itu kalau mau dites, bisa,” ujarnya.
Oktanti mengungkap, di tahun 2016 ini pihaknya tengah menunggu kelahiran dua bayi dari ibu yang juga positif HIV/Aids. Diperkirakan keduanya akan lahir pada semester pertama 2016 ini.
“Secara keseluruhan, hingga Desember 2015 di Cilacap terdata 682 penderita HIV/Aids,” jelasnya.