Cerita Mereka yang Berjibaku di Kebun Raya Baturraden

Lingkungan, Peristiwa189 Dilihat
Suasana Kebun Raya Baturraden Jawa Tengah yang baru selesai diresmikan pada Sabtu (19/12) silam. Saat ini, kebun raya pertama ini menjadi destinasi wisata yang baru di Banyumas. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Suasana Kebun Raya Baturraden Jawa Tengah yang baru selesai diresmikan pada Sabtu (19/12) silam. Saat ini, kebun raya pertama ini menjadi destinasi wisata yang baru di Banyumas.
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Rusaknya flower bed atau hamparan bunga miana daun merah yang memiliki nama latin Coleus blumei di Kebun Raya Baturraden, tentunya mengusik perasaan estetis. Penghargaan terhadap keindahan dan karya, seolah lenyap begitu saja dengan perilaku selfie pengunjung yang dengan seenaknya menginjak bunga miana daun merah.

Bagi para petugas di Kebun Raya Baturraden, hari-hari setelah peresmian kebun raya pertama di Jawa Tengah tersebut menjadi hari yang cukup berat. Sebab, saat ini di areal Kebun Raya Baturraden seluas 16 hektare dari total luasan 143,5 hektare, kini seolah menjadi tempat favorit kawula muda untuk berselfie ria.

Puncaknya, pada tanggal 20 Desember 2015 atau sehari setelah peresmian, berbondong-bondong kawula muda yang penasaran dengan keindahan Kebun Raya Baturraden menjejakkan kaki mereka di tempat terlarang. “Saat itu, jumlah pengunjung mendadak naik drastis. Banyak dari pengunjung yang tidak mengindahkan aturan agar tidak menginjak serta merusak tanaman di flower bed,” kata petugas lapangan yang saat itu bertugas, Indarto, Senin (28/12).

Lebih tragis lagi, kata Indarto, rambu larangan tersebut juga terinjak-injak pengunjung yang memilih tempat favorit selfie di flower bed bunga maina merah. “Kami harus kerja keras untuk memecah konsentrasi pengunjung yang berkumpul di area Kebun Raya Baturraden agar berpindah dulu ke tempat lain melalui pengeras suara megaphone,” ucapnya.

Pengunjung yang berselfie di tengah flower bed, merusak sekitar lima garis atau sepanjang 2,5 meter hamparan dengan lebar 40 centimeter. Diakuinya, sebelum 20 Desember 2015, sempat terjadi beberapa kerusakan di area flower bed. Namun, petugas sudah memperbaikinya agar bisa dinikmati pengunjung.

 

Flower bed bunga miana daun merah menjadi spot selfie favorit, hingga merusakan tatanan tanaman tersebut. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Flower bed bunga miana daun merah menjadi spot selfie favorit pengunjung di Kebun Raya Baturraden. Puncaknya pengunjung yang berselfie pun merusak tatanan tanaman tersebut.
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Indarto mengemukakan, flower bed yang ada di Kebun Raya Baturraden dibuat sekitar akhir Agustus 2015. Tak kurang ada sekitar 12 jenis tanaman yang ditata dalam flower bed tersebut. Tanaman tersebut dipilih berdasarkan pada tingkat suhu, kelembaban serta kondisi tanah yang sesuai dengan alam Baturraden.

“Saat ada pengunjung yang merusak flower bed, kami kaget karena butuh waktu untuk mengembalikan kondisinya seperti semula dan perlu perawatan, seperti penyiraman dengan air yang cukup,” katanya yang menjadi spesialis anggrek di Kebun Raya Baturraden.

Baca: Ini Kata Pengelola Kebun Raya Baturraden Soal Perilaku Selfie yang Merusak

Tak hanya Indarto, petugas lapangan lainnya, Jaria juga mengaku tidak bisa berbuat banyak karena pengunjung yang membludak. “Di beberapa titik memang kerusakan tanamannya sampai sekarang masih terlihat,” katanya.

Indarto melanjutkan, setidaknya saat perusakan terjadi ada sekitar tiga ribuan lebih pengunjung yang memadati Kebun Raya Baturraden. Jumlah tersebut, katanya, jauh lebih banyak dari kunjungan biasa di destinasi wisata terbaru di Banyumas tersebut. “Kalau sebelumnya mungkin sekitar tiga ratusan, tetapi setelah launching membludak,” katanya.

Tak heran, jika antusiasme pengunjung juga berdampak pada arus lalu lintas menuju lokasi wisata alam tersebut. Untuk arus naik dan turun kendaraan roda empat atau lebih, petugas harus melakukan koordinasi agar tidak terjadi kemacetan.

Pengunjung menuruni anak tangga dari undakan batu di Kebun Raya Baturraden, Banyumas Jawa Tengah. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Pengunjung menuruni anak tangga dari undakan batu di Kebun Raya Baturraden, Banyumas Jawa Tengah.
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

“Kami juga harus turun mengatur jalan, karena kalau tidak begitu bisa macet. Cara kami kemudian untuk mengatur arus kendaraan memberlakukan sistem buka tutup, karena menuju ke sini banyak tikungan curam dan jalan sempit,” ujarnya.

Diakui Kepala Balai Konservasi Tanaman Kebun Raya Baturraden, Ammy Nita Manalu, hingga saat ini pengelolaan obyek wisata tersebut masih belum memadai dari segi kuantitas petugas. “Saat ini kami hanya memiliki 22 orang pegawai, termasuk saya dan pejabat struktural. Padahal, kami masih butuh banyak orang untuk merawat kebun raya ini,” jelasnya.

Baca: Kebun Raya Pertama di Jawa Tengah Akhirnya Diresmikan

Ujaran tersebut, sebelumnya pernah dilontarkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat peresmian Kebun Raya Baturraden. “Di sini sumber daya manusia yang kami miliki hanya 22 pegawai dan ini perlu pendampingan juga dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia),” jelasnya saat itu.

Hingga saat ini, persoalan tersebut akan menjadi pekerjaan rumah mengingat musim libur akhir tahun dan sekolah masih tersisa. Kesigapan petugas lapangan Kebun Raya Baturraden kini menjadi garda terakhir menjaga fungsi kebun raya sebagai konservasi, penelitian, pendidikan, wisata alam dan jasa lingkungan.

Tinggalkan Balasan