Braaak, Patung Jenderal Soedirman di Purbalingga Roboh dan Hancur

Peristiwa285 Dilihat
petugas membersihkan puing-puing potongan di Monumen Jenderal Soedirman. Patung Jenderal Soedirman roboh dan hancur saat kendaraan tidak ada yang melintas di sekitar monumen, Minggu (3/1). (Istimewa/Purwokertokita.com)
petugas membersihkan puing-puing potongan di Monumen Jenderal Soedirman. Patung Jenderal Soedirman roboh dan hancur saat kendaraan tidak ada yang melintas di sekitar monumen, Minggu (3/1).
(Istimewa/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Berita mengejutkan terjadi di Perempatan Jalan Mayjen Sungkono Purbalingga. Patung Jenderal Soedirman yang berposisi berdiri dengan tongkat dan jubah, roboh dan hancur di perempatan tersebut. Padahal, saat kejadian tak ada angin yang bertiup kencang.

Kejadian ini sontak membuat kaget pengguna jalan yang sedang melintas di jalan tersebut. Beruntung saat kejadian tidak ada warga yang melintas di dekat bunderan tersebut. Seorang saksi mata, Budi Suharso mengatakan, saat kejadian pengendara sedang berhenti menunggu lampu merah. “Tak ada angin, tak ada apa-apa, tiba-tiba saja jatuh. Kalau tidak lampu merah pasti ada yang kena,” katanya, Minggu (3/1).

Patung yang berdiri menghadap selatan tersebut, jatuh ke arah barat dan menyebabkan patung yang berada di monumen Jenderal Soedirman tersebut sempat menghalangi jalan. “Patung tersebut patah di bagian tengah antara badan patung dengan dasar penyangga. Jatuhnya ke arah barat dan bagian yang jatuh ke jalan itu sempat menutup jalan,” ujarnya.

Patung Panglima Besar Jenderal Soedirman tersebut diresmikan pada 31 Desember 2004 silam oleh Bupati Triyono Budi Sasongko. Patung ini terbuat dari bahan fiber yang digarap perupa, Azmir. Patung tersebut menghadap ke selatan dengan posisi berdiri dan berjubah.

Warga mengevakuasi puing patung Jenderal Soedirman yang roboh di perempatan Mayjen Sungkono Purbalingga, Minggu (3/1). (Istimewa/Purwokertokita.com)
Warga mengevakuasi puing patung Jenderal Soedirman yang roboh di perempatan Mayjen Sungkono Purbalingga, Minggu (3/1).
(Istimewa/Purwokertokita.com)

Pada kaki sebelah kanan patung, terangkat dan diletakkan di atas batu. Sedangkan, tangan kiri memegang teropong dan tangan kanan memegang tongkat. Ketinggian patung 10,40 meter termasuk pondasi pijakan. Pembangunan patung ini sempat mengundang kontroversi. lantaran anggaran pembuatannya mencapai Rp 270 juta yang menggunakan dana dari APBD perubahan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Purbalingga, Sigit Subroto mengatakan, kemungkinan besar pihaknya akan memperbaiki patung tersebut. Namun, perbaikannya tidak dilakukan dalam waktu dekat karena anggaran harus diusulkan melalui APBD Perubahan.

“Kami akan berkonsultasi dengan seniman yang membuatnya di Jakarta untuk perbaikan. Apakah patung itu bisa diperbaiki atau harus dibuat dari awal atau baru, sebab ini menyangkut karya seni,” katanya saat dihubungi wartawan.

Tinggalkan Balasan