Blangkon Soedirmanan, Blangkon Khas Purbalingga

Peristiwa318 Dilihat
Marsudi saat membuat blangkon Soedirman di rumahnya di Desa Tegalpingen Kecamatan Pengadegan, Purbalingga, beberapa waktu yang lalu. /Foto: Tarnowo

PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Kabupaten Purbalingga meresmikan blangkon Soedirman sebagai bagian kekayaan budaya khas Kota Perwira, Sabtu (21/8/2021). Peresmian bersamaan dengan kedatangan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.

Blangkon Soedirman merupakan karya seniman Marsudi dari Desa Tegalpingen, Kecamatan Pengadegan, Purbalingga. Nama Soedirman sendiri terambil dari blangkon yang dikenakan Panglima Besar Soedirman.

Sebab dari bentuk dan desain memang sama dengan blangkon yang kerap dikenakan gerilyawan perang kemerdekaan itu.

Soedirman merupakan tokoh pahlawan nasional yang lahir di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga. Karena itu, nama Soedirman menjadi semacam ikon bagi Purbalingga.

Pada masa pandemik, Marsudi mengaku pesanan berkurang drastis. Jika biasanya pesanan kisaran lima hingga 10 dalam sehari, kini pesanan hanya sekitar satu atau dua buah sehari.

“Pemesanan sampun kathah kirange, tapi damel blangkon teksih ora ketang siji loro (pemesanan sudah banyak berkurang, rapi bikin blangkon masih walaupun satu atau dua),” kata penabuh gamelan dalang Gino itu.

Momen peluncuran ini diharapkan bisa meningkatkan pesanan blangkon Marsudi. Produk ini nantinya akan dipajang di galeri UMKM Purbalingga di Taman Kota Usman Janatin.

“Kami berusaha menggali potensi kriya yang bisa dikembangkan dan menjadi khasnya Purbalingga, salah satunya ketemu Blangkon Soedirmanan,” ujar Ketua Dekranasda Purbalingga, Rizal Diansyah, Sabtu (21/8/2021).

Dekranasda kemudian menggandeng Dinkop UKM, pengrajin, Perwira Craft dan para pengrajin batik untuk produksi secara masal.

“Dekranasda berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kreatif dan kerajinan sebagai salah satu lokomotif perekonomian,” katanya.

Pada momen peresmian ini, Menteri Teten mengenakan blankon Sudirmanan selama beramah-tamah dengan pegiat koperasi dan UMKM Purbalingga. Ia melepas topi kulit dan mengganti dengan blangkon wsrna hitam dengan motif putih.

 

Tinggalkan Balasan