Ada Dugaan Unsur Kelalaian pada Kebakaran UPTD Logam Purbalingga

Peristiwa315 Dilihat
Kebakaran UPTD Logam Purbalingga
Tim gabungan mengevakuasi korban kebakran yang bersembunyi di kamar mandi pada kebakaran di UPTD Logam Purbalingga, Selasa (23/1/2021)./Foto: Istimewa

 

Purwokertokita.com, Purbalingga – Kebakaran empat workshop UPTD Logam Purbalingga pada Sabtu malam (23/1/2021) menewaskan satu orang pekerja dan melukai satu pekerja lainnya. Kerugian materi sementara diperkirakan antara Rp 3 miliar hingga Rp 5 miliar.

Inafis Polres Purbalingga tengah bekerja menyelidiki penyebab kebakaran. Namun dari kesaksian pemadam kebakaran di lokasi, ada unsur kelalaian yang memicu kebakaran dahsyat itu.

 

Tak Ada APAR di Workshop UPTD Logam

Pertama, petugas damkar tidak menemukan ada fasilitas alat pemadam api ringan (APAR). Sementara sesuai aturan, lingkungan kerja wajib memiliki APAR sebagai bagian dari keselamatan kerja.

Untuk ruang mekanikal-elektrikal berskala kecil harus menyediakan satu unit APAR tipe A dan satu unit APAR tipe B. Untuk yang berskala besar,wajib menyediakan satu unit APAR tipe A, tipe C, dan tipe D.

Di lingkungan UPTD Logam juga tak tersedia hidran. Hidran membantu pemadam kebakaran mengakses air untuk memadamkan api ketika terjadi kebakaran.

“Tidak ada APAR, hidran juga tidak ada,” kata Kepala Seksi Pemadam Kebakaran Satpol PP Purbalingga.

Ketaktersediaan APAR diakui Plt Dinas Perindustrian dan Perdagangan Purbalingga, Johan Arifin. Ia mengatakan dari 29 workshop IKM di UPTD Logam, tak satupun yang dilengkapi APAR. APAR hanya ada di kantor unit.

“Memang tidak ada karena keterbatasan anggaran saat pembangunan,” ujar dia.

kebakaran UPTD logam purbalingga
Petugas damkar Purbalingga berjibaku memadamkan api pada kebakaran di UPTD Logam Purbalingga, Sabtu (23//1/2021)./Foto: Istimewa

Api Diduga Berasal dari Ruang Penyimpanan BBM

Dugaan kelalaian kedua kecerobohan menempatkan bahan yang mudah terbakar di ruang penyimpanan bahan bakar. Yuli menyebut kebakaran UPTD Logam Purbalingga berasal dari gudang penyimpanan bahan bakar.

Ia menduga ada percikan api yang menyulut kobaran api dari bahan bakar ini. Di workshop itu ada yang menggunakan mesin bertenaga listrik dan ada juga yang menggunakan mesin genset berbahan bakar minyak.

“Yang pasti kelalaian, tidak semestinya menempatkan barang yang mudah terbakar di tempat penyimpanan BBM,” tuturnya ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Dari data Tim Damkar, ada empat bengkel kerja yang terbakar. Bengkel kerja di UPTD logam yang terbakar antara lain milik Suroto (C6), AzizNur Hakim (C3), Adi Pamularso (C5 dan C2), Dwi Purnomo (C4 dan C1), dan Sigit Hartono (d8). (rad)

Tinggalkan Balasan