PURWOKERTOKITA.COM, CILACAP-Sebanyak 497 santri di Pondok Pesantren (Ponpes) El Bayan, Desa Padangsari, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sembuh dari Covid-19. Kepastian ini disampailam Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi, Sabtu (7/11)
Dari ratusan santri yang terpapar Covid-19 itu, sebagian besar tak bergejala alias OTG. Adapun santri 16 santri bergejala ringan dan sedang, mulai kehilangan indra penciuman, demam, hingga batuk.
Kesembuhan ratusan santri El Bayan ini tentunya menjadi kabar baik bagi perkembangan penanganan Covid 19 di Cilacap. Ini tak lepas dari peran Dinas Kesehatan Cilacap, serta otoritas pesantren yang mendukung penuh upaya penyembuhan santri terpapar Covid 19.
Ketua Ponpes El Bayan, Firdaus Subky mengatakan, kasus Covid-19 di pesantren teridentifikasi pertama kali pada akhir September 2020. Kala itu, sejumlah santri mengalami gejala demam dan kehilangan indra penciuman. Sebagian lainnya, batuk ringan. Pengasuh pesantren kemudian berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk melakukan swab.
Firdaus mengakui bukan hal mudah untuk menangani Covid-19 di pesantren. Bagaimana tidak, virus yang teridentifikasi pertama kali di Wuhan, Tiongkok, ini langsung mengenai ratusan santri, dalam waktu nyaris bersamaan.
Kini ia bersyukur, 497 santri telah sembuh dari penyakit itu. Firdaus menjelaskan, meski semua santri sudah dinyatakan sembuh, protokol kesehatan di lingkungan Pesantren El Bayan tetap diberlakukan dengan ketat.
Ini untuk mengantisipasi kembali munculnya serangan serupa. Pengasuh dan sejumlah pihak lain menyediakan masker, tempat cuci tangan, dan rutin mendisinfeksi ruangan dan lingkungan pesantren.
Pesantren bahkan menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19 di tiap kegiatan santri, semisal saat salat berjemaah, mengaji, dan makan. Tiap hari, santri juga dijadwalkan berolahraga dan berjemur matahari pagi. Pesantren juga menambah gizi dan nutrisi di makanan agar santri lebih sehat.
“Sebelumnya kami sudah menerapkan protokol, sekarang lebih diperketat lagi,” kata Firdaus.
Selain disiplin menerapkan protokol kesehatan, Ponpes menyediakan ruangan khusus untuk kunjungan orang tua santri.
Ruangan tersebut meniscayakan santri dan orangtuanya tak bisa berinteraksi langsung, meski dalam jarak dekat. Sebab ruangan dibatasi dengan kaca, agar santri bisa berinterkasi dengan orang tuanya tanpa harus berkontak secara fisik.
“Kasihan santri kalau tidak bertemu orangtuanya. Tapi protokol pencegahan juga harus diterapkan,” ujarnya.
Selain itu, Ponpes juga membentuk Satgas Penanganan Covid-19 pesantren dan relawan Jogo Santri. Satgas Covid-19 ini bertugas untuk memastikan protokol kesehatan benar-benar diterapkan.
Satgas dan relawan Jogo Santri juga melakukan edukasi terus menerus di lingkungan pesantren. Ini penting untuk mengantisipasi munculnya musibah serupa di masa mandatang.
“Kami juga berharap musibah di Ponpes El Bayan ini menjadi pelajaran bagi pesantren lain agar tidak terjadi musibah sama,” ucapnya