PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Hingga Agustus 2021, sebanyak 1.426 kaum bapak di Kabupaten Purbalingga menggunakan kontrasepsi mantap alias kontap. Istilah kontrasepsi mantap adalah untuk merepresentasikan pasangan yang sudah mantap membatasi jumlah anak mereka, sebagai contoh kontrasepsi jenis vasektomi.
“Kaum pria di Kabupaten Purbalingga yang telah kontap vasektomi berjumlah 1.426 yang tersebar di seluruh kecamatan di Purbalingga,” kata Sekretaris Dinsosdalduk KBP3A, Pandansari, Senin (8/11/2021).
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi calon peserta KB vasektomi, di antaranya keluarga yang telah mempunyai anak lebih dari dua dan tidak ada balita. Selain itu juga sehat secara jasmani, khususnya bebas dari diabetes militus. Semua screening dilakukan tenaga medis.
“Kader KB yang ada di Desa menyasar kepada keluarga yang memiliki anak lebih dari dua dan sehat. Nanti semua keputusan tetap berada pada calon penerima KB Vasektomi,” katanya.
Pada tahun 2021, ada empat orang di Kabuapten Purbalingga yang telah menggunakan KB Vasektomi yang tersebar di beberapa Kecamatan, antara lain Kertanegara satu orang, Karanganyar satu orang dan Kaligondang dua orang.
Minimnya minat kontrasepsi vasektomi antara lain karena stigma dan ketakutan terhadap vasektomi. Padahal, vasektomi dinilai aman dan bukan termasuk operasi besar.
“Itu bukan operasi besar. Hanya sayatan kecil dan saluran sperma yang bisa membuahi diikat,” ujarnya.
Selain itu, jumlah tenaga medis yang menangani tindakan vasektomi di Purbalingga masih terbatas. Semula ada dua dokter yang menganani vasektomi di RSUD Goetheng Taroenadibrata, yaitu dr Sutanto dan dr Hammad Himmawan. Namun tenaga medis vasektomi berkurang setelah dr Hammad Himmawan meninggal dunia.
“Tapi kami sudah melakukan komunikasi dengan RS Panti Nugroho dan mereka bisa. Malah yang di Panti Nugroho yang menangani dokter bedah langsung. Kalau sebelumnya kan dokter yang dilatih,” tuturnya.
Bagi warga yang bersedia menjalani tindakan vasektomi, ada kompensasi Rp 300 ribu untuk pengganti pendapatan keluarga selama masa istirahat setelah menjalani tindakan vasektomi.
“Karena yang melakukan vasektomi kan laki-laki yang cenderung bekerja memenuhi kebutuhuan. Sehingga uang tersebut sebagai kompensasi,” ucapnya.