Ujungan, Ritual Memanggil Hujan Warga BanjarnegaraPurwokerto Kita5 Oktober 201526 November 2016Foto, Lingkungan194 Dilihat Incar kaki lawan. Upacara sabet rotan atau yang dikenal dengan Ujungan digelar oleh masyarakat Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Banjarnegara, Jumat (28/9). Upacara tersebut sudah ada sejak 1830, digelar untuk meminta hujan akibat musim kemarau berkepanjangan. Ujungan dilakukan setiap Jumat Kliwon hingga hujan turun. Mereka percaya hujan akan turun saat ada darah menetes ke tanah dari upacara itu. (Arisandria/Purwokertokita.com) Upacara sabet rotan atau yang dikenal dengan Ujungan digelar oleh masyarakat Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Banjarnegara, Jumat (28/9). Upacara tersebut sudah ada sejak 1830, digelar untuk meminta hujan akibat musim kemarau berkepanjangan. Ujungan dilakukan setiap Jumat Kliwon hingga hujan turun. Mereka percaya hujan akan turun saat ada darah menetes ke tanah dari upacara itu. (Arisandria/Purwokertokita.com) Upacara sabet rotan atau yang dikenal dengan Ujungan digelar oleh masyarakat Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Banjarnegara, Jumat (28/9). Upacara tersebut sudah ada sejak 1830, digelar untuk meminta hujan akibat musim kemarau berkepanjangan. Ujungan dilakukan setiap Jumat Kliwon hingga hujan turun. Mereka percaya hujan akan turun saat ada darah menetes ke tanah dari upacara itu. (Arisandria/Purwokertokita.com) Upacara sabet rotan atau yang dikenal dengan Ujungan digelar oleh masyarakat Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Banjarnegara, Jumat (28/9). Upacara tersebut sudah ada sejak 1830, digelar untuk meminta hujan akibat musim kemarau berkepanjangan. Ujungan dilakukan setiap Jumat Kliwon hingga hujan turun. Mereka percaya hujan akan turun saat ada darah menetes ke tanah dari upacara itu. (Arisandria/Purwokertokita.com) Incar kaki lawan. Upacara sabet rotan atau yang dikenal dengan Ujungan digelar oleh masyarakat Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Banjarnegara, Jumat (28/9). Upacara tersebut sudah ada sejak 1830, digelar untuk meminta hujan akibat musim kemarau berkepanjangan. Ujungan dilakukan setiap Jumat Kliwon hingga hujan turun. Mereka percaya hujan akan turun saat ada darah menetes ke tanah dari upacara itu. (Arisandria/Purwokertokita.com) Naroji, 71 tahun, memimpin doa sebelum acara dilakukan. Upacara sabet rotan atau yang dikenal dengan Ujungan digelar oleh masyarakat Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Banjarnegara, Jumat (28/9). Upacara tersebut sudah ada sejak 1830, digelar untuk meminta hujan akibat musim kemarau berkepanjangan. Ujungan dilakukan setiap Jumat Kliwon hingga hujan turun. Mereka percaya hujan akan turun saat ada darah menetes ke tanah dari upacara itu. (Arisandria/Purwokertokita.com) Petarung Ujungan sedang mengincar kaki lawan untuk dipukul dalam Ritual Ujungan di Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Banjarnegara, Jumat (30/9) akhir pekan lalu. Ritual Ujungan di desa tersebut diadakan untuk memanggil hujan yang sudah dilakukan sejak tahun 1830. Darah yang keluar dari petarung Ujungan dianggap sebagai simbol bakal turunnya hujan. (Arisandria/Purwokertokita.com) Post Views: 194 Jangan LewatkanJalan Budaya Menjaga Tuk Sikopyah di Desa Serang PurbalinggaPetani Purbalingga Berjibaku Hadapi Perubahan IklimMelihat Spesies Mangrove Langka di Segara Anakan, Perlu Upaya PelestarianMembasahi Desa Kekeringan, Nasib Pompa Tenaga Air TerabaikanWaspada, Hujan Lebat Diperkirakan Bakal Mengguyur Banyumas RayaHarvest Mind: Kreatifitas Kolektif Petani Muda di Purbalingga