Teka-teki Tanah Gerak di Desa Tumanggal Terungkap, Ini Rekomendasi Ahli

Peristiwa261 Dilihat
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah sekali lagi terjun ke lokasi bencana tanah bergerak di Dusun Pagersari Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga, Selasa (29/12/2020).
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah,, Sujarwanto Dwiatmoko, memantau rpuing rumah di lokasi bencana tanah bergerak di Dusun Pagersari Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga, Selasa (29/12/2020)./Foto: Rudal Afgani

Purwokertokita.com, Purbalingga – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah sekali lagi terjun ke lokasi bencana tanah bergerak di Dusun Pagersari Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga, Selasa (29/12/2020). Setelah melalui kajian dan observasi lapangan, Dinas ESDM menyatakan warga tak perlu meninggalkan hunian namun dengan sejumlah catatan.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mengatakan, kondisi tanah di Dusun Pagersari tersusun atas batuan vulkanik dengan sisipan tanah lempung yang kaulimit. Sifat lempung ini tidak mudah ditembus air dan licin sehingga bersifat menyalurkan air.

Ini kenapa mata air di Dusun Pagersari cukup dangkal. Dalam kurun waktu tetentu, struktur batuan ini mulai lapuk.

Di sisi lain, pada musin hujan kohesivitas atau kepadatan tanah menurun karena kandungan air dengan kapasitas tinggi. Beban air membuat tanah berlereng yang kehilangan kohesivitas merosot.

“Jadi potensinya ada, ada pemicunya juga,” kata dia ketika ditemui di lokasi bencana.

Dinas ESDM menyarankan desa membangun sistem drainase yang dialirkan ke sungai di bagian lembah. Sistem drainase memungkinkan air terkonsentrasi di permukaan sebelum akhirnya masuk ke sungai.

Dengan demikian, meskipun hujan intensitas tinggi, debit air tidak sampai meresap ke tanah dan memperburuk kondisi. Sejauh ini, tanah di Dusun Pagersari masih terus bergerak seiring hujan yang terus mengguyur wilayah itu.

“Coba kita lihat, di sepanjang jalan tidak ada parit di sisi kiri atau kanan jalan. Jadi begitu, tinggal di daerah berlereng pengelolaan air menjadi kunci,” ujar dia.

Selain itu, warga diimbau untuk tidak menebang pohon. Sebab kerapatan pohon terbukti mampu mengurangi dampak kerusakan dari bencana longsor.

Konstruksi Rumah Tahan Longsor

Sementara terkait konstruksi rumah yang aman, ESDM menyarankan warga agar memperkuat konstruksi plat pada lantai. Kekuatan plat lantai terletak pada jaringan antar-ring, maka perkuat ring yang menghubungkan setiap sisi.

“Kalau bisa dicor sekalian,” kata dia.

Agar konstruksi fleksibel mengikuti irama pergerakan tanah, pada bagian dasar diisi dengan pasir. Sementara bagian dinding dan atap sebisa mungkin menggunakan material yang ringan agar tidak menambah beban pondasi.

“Tidak perlu sistem tiang yang sombong, yang sederhana saja,” ucapnya

Surati, Kepala Desa Tumanggal, mengatakan warga telah menunggu rekomendasi pakar terkait apakah hunian bisa tetap ditempati atau perlu relokasi. Setelah mendengar penjelasan dari Dinas ESDM, ia mengaku siap menjalankan rekomendasi Dinas ESDM Jawa Tengah.

“Pertama kita ada edukasi warga perihal kondisi alam dan solusinya, selanjutnya mungkin kami akan membangun sistem drainase seperti yang disarankan,” tutur dia.

Kondisi tanah bergerak ditumanggal terus memburuk. Data per 28 Desember 2020 menunjukkan ada 108 rumah yang terdampak dengan rincian 24 rusak berat, 14 rusak sedang, dan 53 rusak ringan. Sementara ada 17 rumah terancam rusak karena tanah yang terus bergerak.(rad)

Tinggalkan Balasan