Curhat Pemagang di Jepang, Pernah Tujuh Kali Gagal Seleksi Sampai Kangen Rumah

Ragam234 Dilihat
Pemagang dan pelajar Indonesia di Jepang berpose bersama Gubernur Ganjar Pranowo, Sabtu (10/11) (lhr/purwokertokita)

Purwokertokita.com – Sedikitnya 200 orang pemagang dan pelajar di perusahaan Toyota Industrial and Cultural Center Jawa Tengah mencurahkan isi hatinya ketika bersua Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Sabtu (10/11). Mereka pun diminta segera menyiapkan rencana usaha saat kembali ke tanah air.

Di Jepang, peserta magang asal Indonesia berjumlah 878 atau 5 persen dari pekerja asing. Begitu tiba di lokasi, Ganjar langsung menyalami satu persatu, menyapa dengan bahasa daerah dan bercanda. Pertemuan itu berlangsung sangat cair dengan banyaknya curhatan dari pemagang maupun pelajar.

Zainal arifin (23), warga Kecamatan Karangawen Demak itu mengungkapkan kebanggaannya bisa magang di Jepang. Mendapat ilmu soal mesin langsung di pusatnya.

“Tapi ya itu pak, saya harus merasakan tujuh kali gagal tes seleksi,” kata Zainal.

Ketika ditanya soal gaji, Zainal menjelaskan dalam satu bulan dia mendapat gaji yang besarnya mencapai 140 ribu Yen atau setara Rp 19 juta. Sambil berseloroh, dia merasa bersyukur dapat gaji sebesar itu, meskipun ada teman yang gajinya hampir dua kali lipat yakni 240 ribu Yen/bulan atau sekitar Rp35 juta.

“Lumayan pak, bisa buat beli tanah di kampung,” katanya

Zainal mengatakan sudah dua tahun ini magang di Pabrik Meiwa Kougyou membuat mesin produksi di provinsi Aichiken, Kota Takahamashi. Dari pendapatannya, dia mampu mengirim sekitar Rp 10 juta per bulan khusus untuk keluarga. Usai magang, Zainal berkeinginan membuka bengkel motor dan mobil.

“Saya kangen rumah, pak. Tapi beruntung ada kawan-kawan yang saling memberi semangat,” katanya.

Selain Zainal, ada Nur Faizah. Warga Kabupaten Tegal yang baru satu tahun magang di Jepang. Berbeda dengan Zainal yang ingin buka bengkel, usai menyelesaikan program magangnya pada 2021 kelak, Nur ingin mendirikan panti lansia.

“Tapi masih bingung merealisasikannya. Saya seneng bisa bertemu pak Ganjar dan bisa ngomong langsung mengungkapkan impian saya itu. Semoga bapak mendukung semangat buat kami,” katanya.

Saat ini jumlah pekerja asing di Kota Toyota mencapai 17 ribu dari seluruh populasi 408 ribu. Dengan jumlah yang mencapai 5 persen, pemagang dan pelajar Indonesia di sana membuat kelompok belajar Toyota Indonesia Grup (TIG) yang menjadi bagian dari Toyota City Global Citizens Conference yang terdiri 12 negara.

Dengan jumlah tersebut, remitansi atau pengiriman uang dari warga Indonesia di Toyota ke Indonesia perbulan mencapai 490 juta yen atau setara Rp 63,7 M, setahun bisa mencapai Rp 764,4 miliar dan untuk Jateng berkisar Rp 280,8 miliar pertahun.

Ganjar meminta para pemagang mulai melakukan pemetaan usaha sejak dini. Jika memerlukan bantuan lebih, Ganjar meminta peserta magang menyusun proposal atau rencana bisnis secara detail. Mulai dari pangsa pasar modal, rencana pemasaran, lokasi dan sebagainya.

“Jangan sampai pulang baru bingung mau ngapain. Maka sejak sekarang buat rencana usaha, sampai Indonesia langsung go,” katanya.

Pada pertemuan itu, tak sedikit peserta yang curhat kangen kampung halaman dan pengalamannya berbagi tugas masak dengan kawan. Di akhir dialog Ganjar menitip pesan agar WNI di manapun berada untuk selalu menjaga kerukunan dengan sesama warga Indonesia.

“Sekarang di Indonesia sedang musim bertengkar karena beda pilihan politik, banyak hoax, nyinyir dan saling fitnah yang buruk-buruk itu jangan ditiru. Ayo kita tunjukkan ke-Indonesia-an yang baik-baik, itu yang harus kita sampaikan,” kata Ganjar.(lhr/NS)

Tinggalkan Balasan