Purwokertokita.com – Bisnis kafe di Purwokerto akhir-akhir ini semakin menjamur. Saat ini, sedikitnya ada 100 gerai kafe yang bercokol di sudut-sudut Kota Mendoan.
Koordinator komunitas Juguran Kopi Banyumas, Benny Indrawan mengatakan, pertumbuhan kafe ini kerap dikaitkan dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Kafe tak hanya menjadi tempat nongkrong saja, tapi juga untuk menggelar diskusi, rapat bahkan untuk berwisata kuliner.
“Meningkatnya jumlah konsumsi kopi juga menambah pertumbuhan kafe di Purwokerto. Penikmati kopi juga meningkat,” kata dia, Senin (7/5).
Menurut pemilik coffeeshop Kopi Kebon ini, kafe bukan lagi menjadi tempat eksklusif yang dinikmati oleh kalangan tertentu. Tapi juga berubah menjadi ruang kreatif generasi muda.
Benny memerinci, di seputar Kota Purwokerto saja ada sekitar 100 gerai kafe. 50 diantaranya mengusung konsep coffeeshop yang menjual varian kopi, specialty dan fine coffee.
“Kalau kafe biasanya bukan hanya makanan besar, tapi juga varian menu lainnya untuk pendamping minum kopi. Nah untuk coffeeshop yang menyediakan varian kopi lokal dari wilayah Banyumasan baru 5 kedai saja,” jelasnya.
Menurut penikmat kopi, sekaligus pemilik coffeeshop Madilogcoffee, Adi Iman, bisnis kafe memang sangat menggiurkan. Selain modal yang relatif murah, para penikmat kopi di Kota Purwokerto juga cukup banyak.
“Tergantung konsep kafe yang diinginkan. Mau model Starbuck atau warung Bubur Kacang Hijau. Modal minim Rp 5 juta sudah bisa bikin coffeeshop sederhana,” jelasnya.
Modal yang sedikit ini, imbuh Adi, turut mendorong pertumbuhan kafe. Seingat dia, dalam kurun waktu sebulan, ada empat kafe baru yang dibuka di Kota Purwokerto. (NS)