Purwokertokita.com – Pernah membayangkan hidup di sekitar ular piton dengan berat 100-300 Kg? Warga Desa Gunung Sari, Kecamatan Pejagoan, Kebumen ternyata sudah terbiasa hidup berdampingan dengan ular raksasa itu.
Sore hari di pertengahan Januari 2018, anak-anak dan remaja terlihat asik bermain-main dengan reptil yang memiliki nama binomial Malayopython Reticulatus itu di halaman rumah Munding Aji (30) sang pemilik ular.
Salah satunya adalah Bianca (20). Gadis cantik itu terlihat nyaman saja ketika tubuh ular itu melilit tangan dan pinggulnya. Bukan kengerian yang terlihat dari wajahnya, Bianca malah asyik mengusap Rambo, nama salah satu ular Piton itu.
Pada mulanya, Bianca mengaku takut dengan ular-ular itu. Namun, setelah mencoba menyentuhnya, Bianca jadi lebih berani karena ular-ular itu tidak menyerangnya.
Selain Bianca, anak-anak di sekitar rumah Aji juga sudah akrab dengan ular-ular itu. Ketika sore hari, anak-anak itu terlihat senang ketika tubuh ular itu melilit tubuh mereka.
Salah satunya adalah Ahmad Nabil. Bocah berusia 9 tahun itu sering bermain dengan ular-ular milik Aji sepulang mengaji. Bahkan, kawan-kawan Nabil juga jadi ikut-ikutan senang bermain dengan ular piton raksasa itu.
Aji menjelaskan, ular-ular itu bisa jinak karena sudah terbiasa kontak langsung dengan manusia. Selain itu, kebutuhan makan yang selalu terpenuhi juga membuat ular piton jadi tidak agresif.
Dalam sebulan, satu ular seberat 100-300 kg itu menghabiskan 10 ekor ayam untuk sekali makan. “Jika sudah makan, naluri memangsa sudah tidak ada,” kata Aji.
Aji memiliki 10 ular piton dengan berat dan ukuran yang beragam dengan panjang antara 1 meter hingga 10 meter. Beratnya antara 50-300 kg.
Ular yang paling besar milik aji diberi nama Rambo dan Syahrini. Rambo ditaksir memiliki berat hingga 300 kg. Sedangkan Syahrini berkisar 100 Kg beratnya.
Kedua ular itu ia rawat sejak usianya kurang dari setahun. Untuk mencapai seberat itu, Aji merawat ular-ularnya itu hingga 10 tahun.
Bagi Aji, merawat ular piton memiliki kebahagiaan tersendiri. Pasalya, selain belajar tentang sifat dan kebutuhan binatang, ia bisa menghargai relasi antara manusia dan makhluk hidup lain.
“Melihat mereka (ular piton) tumbuh besar dan akrab dengan warga itu rasanya senang,” katanya.
Aji memilih ular piton untuk dirawat karena perawatannya yang relatif mudah. Selain itu, ia merasa cocok dengan ular piton karena tidak memiliki bisa sehingga tidak membahayakan orang di sekitar rumahnya.
Bagaimana, sudah bisa membayangkan hidup berdampingan dan bermain dengan ular piton?
(cip)