Dinilai ‘Ngece Wong Kere’, Stiker untuk Penerima Raskin Banyumas Diprotes

Peristiwa345 Dilihat
Stiker untuk Penerima Raskin yang dianggap menghina (Foto: Purwokertokita.com)
Stiker untuk Penerima Raskin yang dianggap menghina (Foto: Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Warga Banyumas Jawa Tengah dihebohkan pendistribusian stiker yang dibagikan kepada rumah tangga sasaran (RTS) beras sejahtera oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Dalam stiker berwarna merah tersebut tertulis “Saya Benar-Benar Keluarga Miskin Yang Layak Menerima Beras Miskin (Raskin).

Keberadaan tulisan tersebut, langsung mendapat respon dari sejumlah kalangan. Seperti yang dikemukakan salah satu anggota legislatif DPRD Banyumas, Yoga Sugama. Kepada wartawan, Yoga mengemukakan tulisan tersebut tidak etis dan cenderung menghina. “Cukup menyebut penerima raskin saja, sebenarnya cukup,” ujarnya.

Ia mengemukakan, tidak perlu ada penegasan seperti dalam kata-kata yang dituangkan dalam stiker tersebut. Pada dasarnya, Yoga mengaku memahami mengenai adanya stiker yang ditempel pada RTS. Namun, ia menilai dampaknya akan terasa bagi RTS. “Kalimatnya seolah-olah menuding warga penerima RTS,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pengurus Rukun Warga di Kelurahan Purwokerto Wetan, Rubi Runanto menyebut kalimat yang tertuang dalam stiker terlalu menyudutkan.

Namun, karena stiker tersebut merupakan kebijakan pemerintah kabupaten, pihaknya hanya bisa mengikutinya. “Waktu pasang stiker, rasanya seperti gimana ya. Karena kalimatnya tidak sederhana seperti ‘Keluarga Miskin Penerima Raskin’,” ucapnya.

Diakuinya, untuk wilayahnya ada sekitar 16 keluarga yang menjadi RTS beras tersebut. Namun, ia menyatakan bahwa jumlahnya harusnya lebih banyak, karena pada kenyataannya jumlah RTS lebih dari 16 keluarga.

“Akhirnya kami berusaha adil dengan membaginya kepada rumah tangga sasaran yang tidak masuk dalam data RTS,” jelasnya.

Melihat adanya respon tersebut, Bupati Banyumas Achmad Husein mengaku akan mengevaluasi persoalan stiker tersebut. Ia mengemukakan, masih memikirkan pertimbangan mengenai bahasa yang digunakan dalam stiker tersebut.

“Saya sedang memikirkannya agar ditunda (pemasangan stiker). Saya evaluasi lagi, mungkin bahasanya terlalu vulgar,” katanya kepada wartawan.

Ia mengakui pemasangan stiker raskin kepada penerima yang termasuk dalam RTS sebagai langkah antisipasi adanya pendistribusian yang tidak tepat sasaran. “Pemasangan stiker dilakukan agar warga mampu yang masih mendapat beras tersebut malu,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala bagian perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Banyumas, Sugiyanto, mengemukakan distribusi stiker sudah selesai dilakukan ke desa-desa dan kelurahan. “Pemkab juga mengirimkan surat ke camat-camat dan pemerintah desa serta kelurahan untuk ikut mengawasi dan terlibat langsung dalam pemasangan stiker tersebut,” katanya.

Untuk pendistribusian tahap I, sudah disalurkan sebanyak 48.097 lembar. Kemudian pada tahap II, distribusi sudah mulai dilakukan sejak pertengahan November lalu dengan jumlah 76.325 lembar.

Dari data yang ada di Setda Banyumas, jumlah warga miskin di Kabupaten Banyumas dalam RTS Raskin tahun 2016 sebanyak 124.422 keluarga. Diakuinya, pengadaan stiker kepada RTS dalam jumlah tersebut, alokasi Pemkab sebanyak Rp 186 juta.

Tinggalkan Balasan