Libur Panjang Akhir Pekan, Seribuan Pendaki Naik Gunung Slamet

Lingkungan, Peristiwa229 Dilihat
Pendaki Gunung Slamet meninggalkan posko pendakian Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Purbalingga. (Humas Purbalingga)
Pendaki Gunung Slamet meninggalkan posko pendakian Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Purbalingga. (Humas Purbalingga)

Purwokertokita.com – Libur panjang di akhir pekan, seperti liburan perayaan Paskah, selalu ditunggu-tunggu bagi sebagian besar masyarakat. Bagi pegiat alam bebas, kesempatan ini digunakan untuk mendaki gunung dan lewati lembah.

Sekitar seribuan pendaki dari berbagai kota yang ada di Indonesia melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet dari pos pendakian di Dukuh Bambangan desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Purbalingga. Para pendaki mulai berdatangan mulai Kamis (24/3) siang hingga sore.

“Mereka banyak yang datang dalam rombongan berkisar lima hingga 10 orang, bahkan ada yang mencapai 20 orang,” jelas Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno, Jumat (25/3).

Para pendaki, jelas Prayitno, datang dari beberapa kota, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Pekalongan, Tasikmalaya, Purwokerto. Tingginya animo pendakian, pihaknya, meminta kepada masing-masing perwakilan pendaki untuk meninggalkan identitas.

“Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Semua pendaki juga kami data sebelum melakukan pendakian,” jelasnya.

Selain mendata, petugas di posko pendakian yang dibantu tim Search and Rescue (SAR) Purbalingga, serta relawan Gunung Slamet memberikan lembaran informasi untuk pendaki. Lembaran tersebut berisi informasi jalur pendakian dan tata cara serta larangan saat pendakian di gunung tertinggi di Jawa Tengah tersebut.

“Jika nanti terjadi sesuatu, rombongan bisa mengontak nomor yang tertera dalam lembaran yang telah dibagikan saat di posko pendakian Bambangan,” jelasnya.

Selain itu, pendaki juga diimbau untuk membawa kembali sampah yang digunakan untuk keperluan mereka, sehingga tidak mengotori Gunung Slamet. Setiap rombongan dibekali kantong sampah plastik.

“Harapannya agar pendaki ikut menjaga kelestarian hutan dan vegetasi di Gunung Slamet. Biasanya, setelah kegiatan pendakian massal seperti sekarang ini, petugas dan warga biasanya membawa turun puluhan karung berisi sampah. Karena itu, kami minta agar pendaki juga membawa turun sampahnya,” jelasnya.

Selain itu, pendaki diharapkan tetap waspada mengingat cuaca di puncak gunung berketinggian 3.428 meter diatas permukaan laut ini cukup dingin dan sesekali turun hujan. “Para pendaki diminta waspada terhadap serangan hipotermia dan jalan setapak yang licin,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan