Purwokerto.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tidak mewajibkan balita dengan suspect HIV/Aids di Cilacap turut diimunisasi dalam Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2016, antara 8 hingga 15 Maret 2016 ini.
“Itu sekitar kurang dari sepuluh,” kata Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Wabah, dan Bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Kuswantoro.
Dia beralasan, balita dengan HIV tak bisa diimunisasi karena tidak akan berefek pada meningkatnya imunitas atau daya tahan balita.
“Yang tidak diimunisasi ya itu bayi dan balita dengan HIV. Itu berarti (sebenarnya) masuk dalam sasaran PIN, tapi yang penting kan tidak diimunisasi,” ujarnya.
Kendati demikian, ia mengklaim pihaknya tetap memberikan perhatian khusus terhadap balita suspect HIV.
Kuswantoro menjelaskan, balita suspect HIV yang tidak diwajibkan ikut imunisasi tersebut berjumlah kurang dari 10 anak. Ini belum termasuk enam bayi yang dilahirkan oleh ibu positif HIV pada 2015 lalu, sehingga jumlahnya belasan balita. Keenam bayi yang lahir 2015 dengan cara sesar ini belum di tes apakah positif HIV atau tidak.
“Tidak Itu bukan termasuk (yang lahir 2015). Di tesnya kan nanti setelah umur satu setengah tahun atau 18 bulan baru diketahui (suspect HIV atau tidak) itu. Berarti diketahui setelah 19 bulan umurnya,” tambahnya.
dia menambahkan , dalam pekan imunisasi polio 2016 ini, pihaknya menyiapkan 2.146 pos yang tersebar di seluruh wilayah Cilacap.
Jumlah pos sebanyak itu akan diperlukan untuk melayani sasaran PIN sebanyak 132.999 balita usia 0 sampai 5 tahun. Pihaknya juga menyiapkan 887 tenaga kesehatan dan 4.292 kader Posyandu.