PC Ansor Banyumas: Prinsipnya Kami Menolak Kehadiran FPI di Banyumas

Peristiwa402 Dilihat
Copy surat Pernyataan keberatan pencatutan logo dalam spanduk tolak FPI yang ditandatangani oleh Ketua Ansor Banyumas, Ahmad Thontowi. (sumber: FPI Cilacap)
Copy surat Pernyataan keberatan pencatutan logo dalam spanduk tolak FPI yang ditandatangani oleh Ketua PC Ansor Banyumas, Akhmad Thontowi. (sumber: FPI Cilacap)

Purwokertokita.com – Pengurus Cabang (PC) Ansor Banyumas hingga saat ini masih berpegang pada sikap semula menyikapi kedatangan Habib Rizieq Shihab yang mengadakan pengajian di Cilongok Banyumas.

Wakil Ketua PC Ansor Banyumas, Tofik Hidayat mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan panitia pengajian. “Intinya ada beberapa poin yang kami sampaikan kepada pihak panitia terkait kegiatan pengajian di Cilongok,” katanya saat dihubungi Purwokertokita.com.

Sikap yang diambil PC Ansor Banyumas, katanya, sesuai dengan hasil rapat dengan pengurus harian PC Ansor dan Banser yang kemudian ditindaklanjuti dalam rapat di rumah suriah. Keputusan suriah tersebut, kata Tofik, sejalan dengan keputusan pimpinan pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Satkornas Banser.

“Bahwa pada prinsipnya, kita menolak kehadiran FPI di Banyumas, baik itu deklarasi apalagi sampai pelantikan itu, kita menolak,” jelasnya.

Namun, ia mengemukakan kalau agenda di Cilongok adalah kegiatan silaturahim yang dihadiri orang terbatas dan kemudian tidak ada atribut apapun, baik FPI maupun organisasi apapun, tidak dipermasalahkan.

“Sepanjang itu adalah silaturrahim pribadi, maka kami tidak punya otoritas untuk melarang atau menghentikan, karena itu tergantung dari tuan rumah. Ini hubungannya sudah personal,” jelasnya.

Meski demikian, PC Ansor Banyumas tetap melakukan komunikasi dengan panitia agar kegiatan tersebut tidak berotensi berdampak buruk di Banyumas. Karena itu, lanjutnya, perlu antisipasi jika kemudian terjadi konflik horizontal.

“Kami meminta jaminan kepada panitia, poinnya antara lain meminta kegiatan tersebut jangan ada simbol atribut FPI sama sekali, kemudian tidak ada pengajian akbar, setelah itu kegiatan tersebut hanya dihadiri internal oleh beberapa orang tokoh dan setelah dialog bubar,” katanya.

Kemudian, panitia diminta untuk bisa menjamin laskar FPI di luar Banyumas tidak hadir dalam kegiatan tersebut. Sebab, menurutnya, kegiatan tersebut akan memiliki dampak dalam masyarakat Banyumas yang selama ini tenteram.

“Kami khawatir, ketika mereka hadir tanpa atribut, itu tidak bisa dideteksi. Maka, kami serahkan ke aparat keamanan yang berwenang untuk antisipasi supaya kelompok masyarakat dari luar banyumas tidak hadir di Purwokerto,” jelasnya.

Saat dikonfirmasi mengenai salinan surat pernyataan tiga lembaga, PC Ansor Banyumas, Satkorcab Banser Banyumas dan PMII Banyumas yang diterima Purwokertokita.com dari pihak FPI Cilacap, Tofik mengaku belum mengetahuinya. Meski begitu, ia mengemukakan pencatutan organisasi dalam spanduk penolakan kehadiran FPI di Banyumas tidak perlu dipersoalkan berlebihan.

“Sifatnya, soal spanduk itu hanyalah miss komunikasi saja, nanti akan kami bicarakan ke ketua dan internal. Pada dasarnya, semangat benteng nusantara sejalan,” jelasnya.

Ia menjelaskan, secara resmi lembaganya belum dilibatkan atau diundang dalam pertemuan yang pernah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Lebih jauh, dikatakannya, kemungkinan yang hadir dalam pertemuan bukan pengurus struktural Ansor dan Banser.

“Mungkin orang NU, tetapi bukan dari perwakilan resmi kelembagaan Ansor dan Banser, hal itu mungkin yang menjadi keberatan ketua. Kalau dilibatkan secara lembaga, mungkin tidak masalah. Tetapi secara lembaga (kami) belum (dapat) diundang,” jelasnya

Dalam salinan surat yang didapat Purwokertokita.com dari pengurus FPI Cilacap, tersebut beberapa poin yang tertuang dan ditandatangani Ketua PC Ansor Banyumas dan Satkorcab Banser Banyumas dalam lembaran yang berbeda. Poinnya berisi:

1. Keberatan terhadap pemasangan logo Ansor pada spanduk penolakan FPI karena bersifat provokatif. Mohon kiranya pada seluruh pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti keberatan kami

2. Kepada seluruh pihak yang berwenang untuk bisa menurunkan spanduk tersebut karena kami tidak menyetujui hal tersebut

3. Kepada pihak manapun, kami menyatakan bahwa kami benar-benar tidak terlibat seperti tertulis pada spanduk

4. Kami tidak keberatan atas kedatangan Habib Muhammad Rizieq Shihab di Cilongok, untuk silaturahim dan dialog tentang ukhuwah islamiyah.

Pada poin keempat, tambahan untuk silaturahim dan dialog tentang ukhuwah islamiyah tersebut dibuat dalam tulisan tangan tinta warna hitam.

Tinggalkan Balasan