Warga yang Bertaruh Nyawa Demi Pilkada Purbalingga Minta Jembatan

Peristiwa235 Dilihat
Warga Dusun Jomblang bertaruh nyawa hanya karena mau mencoblos, sebandingkah? (Istimewa)
Warga Dusun Jomblang bertaruh nyawa hanya karena mau mencoblos, sebandingkah? (Istimewa)

Purwokertokita.com – Coblosan Pilkada Purbalingga sudah dilakukan. Termasuk yang dilakukan 121 pemilih yang rela mempertaruhkan nyawanya demi ikut nyoblos. Lantas, apa yang mereka harapkan dari pemimpin baru mereka?

Kondisi terisolirnya sejumlah warga grumbul Jomblang di dukuh Mlayang desa Sidareja Kecamatan Kaligondang menjadi fenomena tersendiri dalam pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Purbalingga. Pasalnya, 121 pemilih di grumbul itu harus berjuang menyeberangi derasnya arus sungai Gintung hanya untuk menyalurkan hak pilihnya. Sedangkan akses jalan yang ada harus ditempuh memutar sekira 25 kilometer.

Beruntung, KPU bersama jajaran TNI dan Polri memfasilitasi perahu karet untuk menyeberangkan mereka menuju TPS terdekat di dukuh Mlayang yang berada di seberang sungai itu. Perjuangan warga setempat dalam memenuhi haknya memilih kepala daerah, menjadi tren liputan para pemburu berita baik media cetak maupun elektronik.

Salah seorang warga, Riyati, yang saat itu akan mencoblos kepala daerah pilihannya berharap siapa pun yang akan menang, bisa membantu kesulitan akses yang mereka alami.“Kami tak terlalu banyak meminta. Kami hanya butuh jembatan, biar tidak sesulit seperti sekarang. Apalagi kalau musim hujan. Mau jalan juga jauh sekali,” katanya, Rabu (9/12).

Terkait kondisi tersebut, Penjabat Bupati Purbalingga ternyata sudah menyiapkan dua alternative penanganan untuk mengatasi kesulitan warganya. Ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/12), Budi Wibowo mengaku sudah ada dua alternatif yang harus didiskusikan lebih lanjut antara dibuatkan jembatan gantung atau secara administratif grumbul Jomblang dilepas dari desa Sidareja dan dimasukan desa terdekat yakni desa Karangsari.

“Kita akan cari yang paling efektif. Kita diskusikan nanti, kalau yang terbaik dengan dibuatkan jembatan gantung itu tentu bisa. Atau mungkin kita lepaskan secara administrative masuk desa Karangsari,” jelasnya.

Menurut Bupati, kalau nanti yang dipilih alternative secara administratif, maka secara keseluruhan mereka berpindah ke desa Karangsari. Termasuk tanah bengkok desa Sidareja yang ada diwilayah itu.

Namun, lanjut Bupati, potensi kemungkinan dibangunnya jembatan gantung juga sangat memungkinkan. Nantinya dapat memanfaatkan jembatan gantung yang ada di dukuh Limus Desa Karangbawang Kecamatan Rembang. “Kemungkinan ini juga bisa dilaksanakan karena ukuran jembatan Limus juga cukup panjang. Kita ukur dulu efektif atau tidak,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat di grumbul  Jomblang, Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang Purbalingga harus berjuang ‘bertaruh nyawa’ menuju TPS untuk memberikan hak suara pada Pilkada Serentak, Rabu kemarin (9/12).

Untungnya, KPU Purbalingga menyediakan alat transportasi air berupa perahu karet untuk mengangkut warga yang akan memilih. Mereka mengantre di tepi sungan menunggu perahu yang mengantakan mereka ke seberang, menuju TPS di dusun tetangga.

Akses yang sulit membuat KPU tidak bisa membuat TPS di daerah mereka. Untuk berhubungan dengan warga sekitar, mereka harus menyeberangi sungai Gintung. Atau, harus berjalan sekitar 25 kilometer keluar dari wilayah dusunnya.

Tinggalkan Balasan