PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Koleksi Museum Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja Purbalingga dalam kondisi baik. Direktur Balakala Bhumi Apsara, Dwi Kurnia Sandy selaku ketua tim konservasi koleksi menyatakan kondisi lebih dari 90 persen koleksi Museum Soegarda Purbalingga tidak perlu dikhawatirkan. Baik koleksi terpajang dalam ruang pamer maupun yang tersimpan telah memperhatikan prosedur penanganan yang sesuai.
Hanya saja, pengelola Museum Soegarda Poerbakawatja tetap harus memperhatikan pengaturan suhu dan kelembaban ruangan.
“Karena akan berpengaruh pada koleksi logam yang mudah teroksidasi,” kata arkeolog yang akrab disapa Sandy ini.
Museum Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja Purbalingga menggandeng Balakala Bhumi Apsara dari Jogjakarta untuk melakukan konservasi koleksi museum, terutama yang berbahan logam, keramik dan batu.
Seperti diketahui, konservasi koleksi terakhir dilakukan pada 2019 silam. Ketiadaan tenaga konservator membuat perawatan rutin yang dapat dilakukan pihak museum sebatas pada pembersihan kering.
Baca juga: Belajar Bersama Museum Soegarda Poerbakawatja Purbalingga, Upaya Dekatkan Museum dengan Masyarakat
Dari ratusan koleksi yang dikonservasi, hanya koleksi logam yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa koleksi bahkan memakan waktu cukup lama dalam pembersihannya. Selain teroksidasi, beberapa koleksi tersebut juga mengalami kerusakan dikarenakan kekeliruan penanganan sebelumnya.
“Kami sarankan untuk berhati-hati saat membersihkan koleksi logam secara mandiri, apalagi jika menggunakan bahan-bahan baik kimia ataupun alami dengan takaran yang tidak terukur. Karena ditakutkan malah berdampak merusak koleksi,” kata Sandy.
Memberikan Kenyamanan Pengunjung
Humas Museum Soegarda Poerbakawatja, Puji Sulistianto menjelaskan, dalam rangka perawatan koleksi, Museum Soegarda tidak hanya melakukan konservasi pada awal November 2024 ini. Namun juga telah melakukan fumigasi pada 25-30 Juni 2024.
Fumigasi merupakan perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan koleksi museum, dengan cara mematikan faktor-faktor perusak biologis dan mensterilkan bangunan dan vitrin koleksi yang didominasi kayu dari hama, serangga rayap maupun binatang pengerat.
Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Wasis Andri Wibowo mengatakan bahwa Pemkab Purbalingga senantiasa berkomitmen untuk merawat koleksi museum, di tengah keterbatasan sarana dan prasarana.
Baca juga: Museum Soegarda Poerbakawatja Pamerkan Pesona Pertanian di Museum Keliling 2024
Perawatan koleksi museum menjadi upaya penting, mengingat kunjungan ke Museum Soegarda Poerbakawatja juga terus meningkat. “Karena perawatan koleksi ini tentunya akan membuat pengunjung nyaman untuk melihat dan mempelajari museum,” kata Wasis.