Chinese New Year “Puhua Charity Programme”, Ajarkan Siswa Bangun Empati Sesama Melalui Bakti Sosial

Peristiwa299 Dilihat

PURWOKERTOKITA.COM, BANYUMAS – Dalam semangat merawat keberagaman, Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua School) menggelar aksi nyata mewujudkan terjalinnya persatuan untuk kedamaian hidup sesama. Aksi nyata ini di antaranya melalui berbagai program kebudayaan seperti Tahun Baru Tionghoa atau Imlek.

Mengawali Tahun Naga Kayu dalam penanggalan lunar year ini Puhua School merayakan rasa syukur dengan berbagi kasih melalui program Chinese New Year: Puhua Charity Programme ke beberapa pesantren di Banyumas.

“Pada kegiatan ini kami mengangkat semangat persatuan dalam kebhinekaan untuk memberi teladan bagi siswa siswi Puhua untuk membangun empati, kepedulian, juga kasih dalam wujud nyata praktek gotong royong merawat keberagaman di Banyumas,” tutur Novi Setiawati, koordinator program ini.

Tahun ini seluruh warga sekolah terlibat mulai dari siswa Puhua seluruhnya, guru, karyawan, hingga orang tua murid. Dalam semangat bahu membahu dan gotong royong, sejak akhir Januari 2024 atau selama satu bulan sebelum kegiatan digelar, tim panitia sekolah menyebarkan kotak sumbangan untuk pengumpulan uang, hingga membuka (open donation) penerimaan barang, alat tulis, dan makanan di semua jenjang unit. Uang yang terkumpul besarnya mencapai 20 juta dengan 245 kg beras, 113 liter minyak, kipas angin, laptop, telepon genggam, lemari dokumen, sembako (susu, mie, gula, garam dll), alat tulis, dan masih banyak lagi. Seluruh donasi terkumpul dan dibagi berdasarkan kebutuhan masing-masing pesantren.

Pengumpulan uang seluruhnya dibelikan sejumlah barang yang telah masuk daftar kebutuhan dan akan dilaporkan kepada seluruh orang tua murid dan siswa secara terbuka setelah tersalurkan.

Ketika ide ini tercetus akhir tahun 2023 lalu, sekolah mulai menyisir pihak-pihak yang akan menerima bantuan. Ada 6 pesantren terpilih yang secara detil kebutuhannya telah diketahui panitia dan terkonfirmasi dari sekitar 15 pesantren yang diseleksi.

Kebutuhan makanan dan barang serta perlengkapan harian mulai dari beras, minyak goreng, sabun mandi, deterjen, obat pel, hingga sabun cuci piring termasuk di dalamnya. Juga ada yang membutuhkan barang berupa rak piring, ember, gayung, kipas angin, set meja kursi siswa, telepon genggam, rak sepatu, setrika, jemuran pakaian, rak dokumen, dispenser, hingga alat tulis dan laptop.

Kegiatan distribusi donasi ini dilaksanakan dua hari pada 28-29 Februari 2024 menggunakan mobil boks dan truk dengan mengunjungi 4 pesantren di hari pertama dan 2 pesantren di hari kedua. Area pesantren terdistribusi meliputi pesantren yang terletak di wilayah Kalibagor, Sokaraja, Karanglewas, Purwokerto Timur, Kaliori, dan Kedungwuluh.

Dalam kesempatan itu pula Ketua Yayasan Putera Harapan Banyumas Bapak Yudi Sutanto, Ph.D, menyerahkan sebuah lukisan khas Tiongkok bermakna Nian Hua yang berarti keberuntungan yang merupakan simbol harapan Puhua bagi setiap penerimanya.

“Melalui kegiatan ini kami juga ingin memperkenalkan saling-silang budaya dimana budaya dan bahasa Tionghoa di lukisan ini merupakan seni mengulas/guratan yang menjadi salah satu alat komunikasi berbentuk tulisan atau aksara masyarakat Tiongkok,” ujar Yudi Sutanto Ketua Yayasan Putera Harapan Banyumas ini mantap.

Kegiatan ini diikuti pula oleh perwakilan orangtua murid dibawah payung Puhua Care, siswa OSIS Puhua, juga kepala sekolah yang dalam rombongan turut serta melakukan penyerahan bantuan mulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00 sore.

“Kami sangat bersyukur memiliki kesempatan untuk mengajak anak-anak kami bergerak bersama menggalang bantuan karena teladan hanya dapat ditumbuhkembangkan melalui tindakan nyata yang dicontohkan pada mereka lalu nantinya ditiru oleh anak-anak kita,” tutur Rosiana,
Sekertaris Puhua Care sekaligus salah satu orang tua murid.

Puhua School merupakan lembaga pendidikan berbasis 3 bahasa (Indonesia, Mandarin, dan Inggris) yang terus menerus menyerukan pendidikan multikultur atau keberagaman sebagai sebuah kekayaan bangsa.

Menurut Muhammad Hafidzin selaku mudaris juga pengelola salah satu Pondok Pesantren Darul Arkam Muhammadiyah di Sokaraja menuturkan keberagaman budaya dan agama adalah anugrah yang harus dijaga karena semua disatukan dalam satu payung bernama Indonesia.

“Alat pemersatunya adalah toleransi dan kolaborasi”.

Hal tersebut juga senada dijelaskan oleh Bapak Rasanya Az- Ziyad selaku pengelola Ponpes Ma’Had Al-Faruq Karanglewas. Ia menegaskan bahwa “NKRI lahir dari keberagaman agama dan budaya. Maka simbol Bhinekka Tunggal Ika harus kita jaga bersama”

Puhua School merupakan sekolah multikultural satu-satunya di Banyumas yang bulan April 2024 nanti memasuki usia ke-118 tahun. Komitmen sekolah Puhua menciptakan lingkungan pendidikan dengan siswa-siswi berkarakter melalui prestasi di bidang akademik kesenian, budaya, dan olahraga selaras dengan cita-cita pendidikan nasional yaitu menciptakan masyarakat cerdas, berilmu, berbudaya, sekaligus berkarakter agar mampu bersaing global kelak. (***)

Tinggalkan Balasan