Purwokertokita.com – Pernah tidak, berpikir berapa jumlah masjid di daerahmu? Karena tidak pernah terkait atau berkepentingan, barangkali jumlah masjid tidak pernah diketahui. Tapi, di Cilacap Kementerian Agama (Kemenag) punya datanya.
“Per Maret 2016 jumlah masjid mencapai 1762 buah. Tapi jumlah tersebut tidak terlalu valid, karena mendatanya tidak mudah. Jumlahnya riil tentu masih lebih banyak lagi. Karena, masjid itu bukan Kemenag yang bangun,” kata Kasi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Cilacap, Moechammad Tongat.
Tongat mengatakan itu pada sesi bimbingan teknis (bintek) ‘Peningkatan Kemampuan Takmir Masjid dan Mushola’. Kegiatan diselenggarakan Bagian Kesra Setda Cilacap, Selasa (19/4) kompleks Pendopo Wijayakusuma. Sementara tahun 2014, masjid sebanyak 1745 buah, langgar 4280 buah dan mushola 937 buah.
Dalam kesempatan tersebut disampaikan bagaimana semestinya takmir dibentuk dan berjalan. “Minimal pengurus itu ada ketua, sekretaris, bendahara, bagian idarah, imarah dan ri’ayah. Kalau sekarang kan, biasanya apa-apa ya cuma satu orang. Ada kepengurusan, tapi tidak berjalan,” katanya.
Kabag Kesra, Sadmoko Danardono juga memiliki komentar sama. “Saya pernah, ke Sidareja dari Cilacap sampai di sana jam 8 mau sholat isya, masjidnya ditutup rapat, airnya susah. Adalagi, kalau dahulu mau cari WC bukan pakai indera penglihatan tapi penciuman, karena pesing,” katanya.
Idealnya, kata Sadmoko, Masjid buka 24 jam. Terlebih ada fasilitas memadahi, tempatnya bersih dan nyaman. “Ada masjid di daerah Ciamis arah Tasikmalaya, itu bagus. Ada kopi, air mineral, tempat tidur khusus dan tempatnya nyaman. Bisa saja studi banding ke sana, itu yang bagus,” katanyanya mengumpamakan.
Dengan bintek takmir masjid/mushola, Sadmoko berharap jumlah masjid yang banyak diimbangi dengan fungsi maksimal. Menjadi pusat peradabaan Islam dan memiliki dampak langsung pada masyarakat sekitarnya. Sehingga selain mampu secara ilmu agama, takmir atau pengurus masjid itu memiliki pengalaman organisasi untuk manajamen masjid/mushola.