Gunung Slamet Diserbu 1.600 Pendaki Pada Malam Tahun Baru

Lingkungan, Peristiwa260 Dilihat
Suasana di jalur pendakian Bambangan Gunung Slamet. Jalur macet dan penuh pendaki saat libur Natal lalu. (Istimewa/Purwokertokita.com)
Suasana di jalur pendakian Bambangan Gunung Slamet. Jalur macet dan penuh pendaki saat libur Natal lalu. (Istimewa/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Berbagai cara untuk merayakan malam pergantian tahun dilakukan oleh warga. Bagi pendaki, perayaan pergantian tahun tampaknya susah dilepaskan dari keinginan untuk berada di puncak gunung.

Setidaknya, gambaran tersebut terlihat dari antusiasnya pendaki yang melakukan perjalanan pendakian di Gunung Slamet, Jawa Tengah. Sekitar 1.600-an pendaki, baik lokal maupun manca negara merayakan malam pergantian tahun di puncak gunung tertinggi di Jawa Tengah tersebut.

Padahal, pada libur Natal lalu, sedikitnya 2.800-an pendaki melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Slamet dari pos pendakian Desa Kutabwa. Anggota SAR Desa Kutabawa, Agus Riyadi mengatakan pendakian di malam tahun baru, jumlahnya memang cukup banyak dari Pos Pendakian Dukuh Bambang Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja, Purbalingga.

Ia mengemukakan, banyaknya jumlah pendaki di Gunung Slamet lantaran selama setahun kemarin, jalur tersebut kerap ditutup karena aktivitas gunung. “Kebanyakan mereka datang dari luar kota. Dan sepertinya, pendakian minggu kemarin karena kerinduan mereka untuk naik ke Gunung Slamet yang sudah setahun lebih tidak boleh mendaki karena aktivitas Gunung Slamet,” ucapnya.

Pendaki mulai membanjiri pos pendakian di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Purbalingga, mulai Kamis (31/12) pagi. Kebanyakan mereka datang rombongan dalam satu grup. Setiap grup terdiri dari lima hingga 20 orang.

Menurut Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, semua pendaki didata di Pos Pendakian Bambangan. “Jadi setiap ketua kelompok juga kami wajibkan meninggalkan identitas, seperti KTP atau SIM serta nomor kontak,” katanya.

Demi keamanan pendakian, petugas yang dibantu dari SAR Purbalingga serta relawan Gunung Slamet membagikan lembar informasi berupa jalur pendakian, serta tata cara dan larangan selama melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet. “Lembar informasi ini untuk memberi kemudahan bagi para pendaki yang hendak menuju puncak,” ujarnya.

Masih menurut Prayitno, kondisi puncak Gunung Slamet saat ini cukup dingin dan sesekali terjadi hujan. Bahkan, beberapa pendaki telah melapor ke petugas dan SAR untuk dievakuasi karena kedinginan atau jatuh terkilir.

“Sejak tanggal 27 Desember hingga 31 Desember 2015, tercatat ada tujuh pendaki yang meminta dievakuasi dari beberapa pos. Dua orang mengalami hipotermia, tiga orang jatuh patah tulang dan dua orang mengalami pingsan,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan