Purwokertokita.com – Forum Umat Islam (FUI) Banyumas mengaku kesulitan mencari angkutan bus yang bersedia memberangkatkan aktifisnya pada Kamis (1/11). Padahal Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah mencabut larangan perusahaan otobus (PO) untuk mengangkut massa yang akan melakukan aksi 2 Desember 2016 ke Jakarta.
Koordinator FUI Banyumas, Fuad Sirajuddin Yahya mengatakan awalnya saat memesan 10 bus untuk memberangkatkan massa aksi dari Banyumas untuk aksi 2 Desember 2016 tidak masalah. Namun ketika akan memesan bus tambahan, pihaknya mengaku kesulitan mendapatkannya.
“Awalnya kalau kita pesan 10 bus sih tidak ada masalah. Cuma karena kita (memesan) 20 bus, mohon maaf anjuran Kapolri sampai sekarang belum (soal pencabutan larangan PO Bus mengangkut massa aksi 2 Desember), beberapa PO Bus masih keberatan,” katanya, Rabu (30/11).
Diakuinya, hingga saat ini masih kesulitan untuk mendapatkan bus tambahan. Menurutnya, hingga saat ini sudah ada 15 bus yang akan memfasilitasi massa aksi yang akan berangkat dari Purwokerto. “Mereka keberatan mengangkut kami ke Jakarta, karena mereka didatangi stakeholder,” jelasnya.
Lebih jauh, Fuad menyesalkan adanya penolakan tersebut, lantaran sebelumnya sudah diumumkan melalui konferensi pers yang disiarkan secara nasional tidak membawa efek untuk pemberangkatan massa aksi ke Jakarta. “Saya pikir setelah ada konferensi pers antara Kapolri, GNPF MUI dan MUI, daerah akan mengikuti. Namun, tim kami agak kesulitan (mendapatkan angkutan). Dan beberapa daerah kabupaten lain sama sekali tidak bisa memberangkatkan,” tuturnya.
Fuad mengemukakan, seperti di Solo, tidak ada PO yang bersedia memberangkatkan massa aksi. Sementara itu, sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Banyumas, Is Heru Permana memastikan tidak adanya pelarangan tersebut. “Kami tidak melarang massa menyewa bus dari perusahaan otobus. Sampai saat ini tidak ada larangan tersebut,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor (Polres) Banyumas Ajun Komisaris Besar Gidion Arif Setyawan mengimbau agar warga tetap melakukan aksinya di wilayah. “Kami tetap mengimbau, kalau warga mau demo sebaiknya di wilayah saja. Tidak perlu ke jakarta,” ucapnya.
Hingga saat ini, ia mengaku belum menerima surat pemberitahuan aksi dari warga atau kelompok masyarakat yang akan melakukan aksi 2 Desember 2016 baik ke Jakarta atau dipusatkan di wilayah Banyumas.
“Untuk yang berangkat di jakarta, secara formal juga belum ada pemberitahuan. Tetapi pendaftaran itu (massa aksi ke Jakarta) kan terkoordinir. Ada 500 orang lebih yang kami tahu mau berangkat ke Jakarta. Mereka dari wilayah Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara dan luar kota. Sedangkan titik kumpulnya di Banyumas,” jelasnya.
Selain itu, diakuinya, hingga kini juga belum mendapat surat pemberitahuan secara formal terkait aksi yang akan dilaksanakan di wilayah Banyumas.
“Secara formal, kami belum menerima surat pemeberitahuan aksi dari warga atau kelompok masyarakat. Namun, di luar itu, kami sudah melakukan komunikasi dengan mereka, bahwa ada aksi di kabupaten nanti. Kami sudah mengantipasi itu dan akan mengawal aksi damai di wilayah agar kondusif,” ujarnya.