Purwokertokita.com – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa bersama Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga meluncurkan antologi cerita cekak (cerkak) basa penginyongan dan buku materi Bahasa Jawa SMP berjudul “Basaku Penginyongan”. Peluncuran antologi cerkak dan buku materi berlangsung di Operation Room Graha Adiguna Komplek Pendopo Dipokusumo, Sabtu (29/7).
Ketua MGMP Bahasa Jawa, Prasetiyo mengatakan, keinginannya menerbitkan antologi cerkak yang berjudul “Pedhut Neng Gunung Slamet” guna melestarikan bahasa penginyongan. Bersama rekan-rekannya di MGMP Bahasa Jawa, ia pun berinisiatif untuk mengajak rekan-rekan guru bahasa jawa untuk menulis cerkak berbahasa jawa.
“Ingatase kanca-kanca guru Basa Jawa, mligine guru-guru Bahasa Jawa SMP se Purbalingga, uga guru-guru mata pelajaran liyane sing nduweni krenteg nglestarekna basane dhewek, wusanane bisa nerbitna buku Antologi Cerkak “Pedhut Neng Gunung Slamet” kiye,” kata Prasetiyo dalam sambutannya.
Antologi cerkak tersebut digagas pertama kali pada bulan September 2015 dengan menggandeng Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, bersama MGMP Bahasa Jawa Kabupaten Purbalingga membuat kegiatan Bengkel Sastra. Selama empat hari melaksanakan kegiatan tersebut dalam penulisan cerkak.
Ia menuturkan tidak semua cerkak di dalam antologi tersebut menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan ada beberapa yang menggunakan Bahasa Jawa Wetanan. Hal ini disebabkan karena tidak semua guru Bahasa Jawa yang berada di Purbalingga berasal dari Eks Karesidenan Banyumas.
“Mergane, guru-guru basa Jawa sing saben dinane ngadhepi para siswa nang SMP Purbalingga, asal-usule ora kabeh sekang tlatah Eks Karesidenan Banyumas,” ungkapnya.
Asisten Sekretaris Daerah (Sekda) Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Sigit Subroto menyampaikan dukungan dan apresiasi atas terbitnya antologi cerkak yang digagas MGMP Bahasa Jawa SMP Kabupaten Purbalingga dan Katasapa.
Menurut Sigit, buku tersebut sesuai dengan visi Purbalingga yakni “Purbalingga yang Mandiri dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berakhlak Mulia”. “Anane buku kiye cocog banget lan ndayani visi Purbalingga,” ujar Sigit.
Sigit mengharapkan dengan hadirnya Antologi Cerkak Berbahasa Penginyongan dapat mengembalikan kembali semangat (spirit of penginyongan) di masyarakat. Ia menambahkan Antologi cerkak yang diterbitkan juga mampu meninggalkan kesan terdalam dalam melestarikan Bahasa Penginyongan agar tetap hidup, maju dan mempunyai martabat.
“Inyong nduweni pengarep-arep, anane buku kiye bisa ninggalna panganggen sing jero lan lestari kanggo basa penginyongan sing urip, maju lan nduweni adab,” pungkasnya.