Unik, Media Tanam dari Serabut Kelapa di Desa Pansupan

Peristiwa318 Dilihat
Warga Desa Panusupan Kecamatan Rembang Purbalingga sukses mengembangkan bisnis media tanam dari serabut kulit kelapa
Aktivitas produksi media tanam dari serabut kelapa di Desa Panusupan Kecamatan Rembang Purbalingga, Selasa (29/12/2020)./Foto: Ina Farida

Sukses Berdayakan Warga Sekitar

Purwokertokita.com, Purbalingga – Pandemi Covid-19 membuat bisnis tanaman hias menggeliat. Kebijakan untuk tetap di rumah saja membuat masyarakat mencari hiburan agar terhindar dari stress dengan bercocok tanam.

Tanaman hias menjadi salah satu pilihan yang paling digemari masyarakat. Hal ini membuka peluang tersendiri bagi Akhmad Nurudin (37) untuk membuka usaha media tanam dan aneka pot.

Bekas tempat cucian mobil miliknya di Dusun Bojongsana, Desa Wisata Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga ini, ia ubah menjadi bengkel pembuatan pot dan lainnya. Di bengkel tersebut, setiap harinya, ia dibantu enam orang karyawannya membuat media tanam, pot, Cocochip, dan Cocopeat.

“Pas pertama buka baru dua orang, karena permintaan terus bertambah maka kami menambah pekerja lagi, semoga nanti terus bertambah dan bisa mempekerjakan banyak orang” jelas Udin, mantan BMI (Buruh Migran Indonesia) yang sejak dulu bercita-cita bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain sepulangnya dari luar negeri, (27/12).

Di awal usaha, Udin baru membuat media tanam. Ia memilih serbuk dari serabut kelapa karena bahannya mudah dicari.

Setelah berjalan beberapa bulan, timbul permasalahan karena ada sisa bahan dari pembuatan media tanam yang tak terpakai. akhirnya timbul ide baru dengan membuat cocopeat dan cocochip, serta pot, sehingga semua sabut/tepes kelapa bisa digunakan tanpa sisa.

Warga Desa Panusupan Kecamatan Rembang Purbalingga sukses mengembangkan bisnis media tanam dari serabut kulit kelapa

Dari awal pembuatan hingga sekarang, ia sudah memproduksi lebih dari 3 ribu kantong media tanam, cocopeat, cocochip dan ratusan pot. Usaha yang ia pasarkan secara online dan offline ini sudah sampai ke Riau, Sulawesi, Palembang, Surabaya, dan Magetan.

“Dulu kalau kesini Cuma melihat-lihat saja, lama-lama tertarik untuk ikut bekerja disini, daripada dirumah mengganggur, dan hanya main hp saja. Terus kerja disini juga fleksibel, kalau ada tugas dari sekolah bisa dikerjakan dahulu baru berangkat kerja,” terang David Prasetio yang masih bersetatus sebagai pelajar SMK, disela-sela kesibukannya membuat pot.

Udin sengaja menarik pelajar SMK disekitar rumanya agar dalam diri mereka nanti tumbuh jiwa-jiwa kewirausahan sehingga nantinya mereka bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain. tak hanya mencari keuntungan semata, ia ingin agar pola pikir masyarakat sekitar juga berubah.

“Agar anak lulus SMK bisa tersalurkan dan tidak perlu merantau jauh-jauh, dan bisa mengubah mindset masyarakat sejak kecil bahwa sukses tak hanya menjadi PNS tetapi dengan berwirausaha dan bisa membuka peluang kerja untuk orang lain, “ terang Udin, bapak dua orang anak ini yang dulu sempat berpfofesi sebagai guru ini. (Ina Farida)

Tinggalkan Balasan