Purwokertokita.com, Purbalingga – Dewan Kesenian Purbalingga (DKP) menggalang donasi melalui pentas virtual bertajuk “Kangen Manggung” pada 16-18 April lalu. Dari pentas ini, DKP berhasil mengumpulkan donasi sebanyak Rp13 juta.
“Selama pentas tiga hari terkumpul total Rp13 juta,” kata Ketua DKP Bowo Leksono melalui keterangan pers yang diterima Purwokertokita.com, Minggu (7/6).
Hasil donasi diberikan kepada para seniman dan pekerja seni di Kabupaten Purbalingga yang tidak memiliki penghasilan akibat pandemi COVID-19. Mereka adalah pelaku seni tradisional dan modern yang mencari penghasilan dari berkesenian.
Selain itu, bantuan juga diberikan kepada seniman atau pelaku seni yang anjut usia dan yang sedang sakit.
“Ada 26 seniman, hasil donasi itu kami salurkan ke mereka,” ujar dia.
Salah satu penerima donasi, Mugiasih (19) warga RT 20 RW 10 Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga berterima kasih kepada masyarakat dan DKP yang sudah memberikan bantuan donasi.
“Semoga dibalas dengan kebaikan oleh Allah,” katanya sambil duduk di bangku panjang tempatnya dia tidur.
Mugiasih merupakan penari dames dari Grup Dames Laras Budaya Bumisari. Ia berasal dari keluarga kurang mampu dan baru saja mengalami keguguran dan kini mengalami sakit paru-paru.
Saat dirawat di rumah sakit, dia terpaksa pulang meskipun belum sembuh. Ia pulang karena tidak memiliki biaya. Ia juga tidak terlindungi BPJS.
Pentas virtual Kangen Manggung yang digelar DKP bertajuk “Seniman Kuat, Korona Minggat”. Pentas digelar pada sore hari menjelang buka puasa di lapangan badminton belakang rumah dinas Bupati Purbalingga.
Pentas itu menampilkan sejumlah seniman baik tradisional maupun modern. Antara lain dalang jemblung, tari tradisional, organ tunggal, atraksi lukis, beat box, kentongan, band, begalan, calung, akustik, ebeg, monolog, baca cerpen, stand up commedy dan tutur lisan.(afgan)
“Dalam pentas tersebut, tidak ada penonton yang datang. Mereka menonton melalui live streaming di akun YouTube DKP dan Dinkominfo serta live Instagram Purbalinggaku,” lanjut Seksi Publikasi, Ryan Rachman.
Asal tahu saja, pentas virtual tersebut sempat diprotes oleh sekelompok orang yang mengatasnakaman Kelompok Seniman dan Komunitas Audio Purbalingga. Mereka memprotes karena di tengah pandemi Korona, DKP malah menggelar pentas. Mereka bahkan meminta agar pentas itu dibubarkan.