Purwokertokita.com – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto ternyata masih mengalami kekurangan guru besar. Jumlah guru besar saat ini hanya sebesar 2,7 persen dari jumlah total seluruh dosen.
Rektor Unsoed, Suwarto menyebutkan, hingga bulan Oktober 2018, guru besar berjumlah 66 orang dan guru besar aktif hanya berjumlah 28 orang. Jumlah itu belum ideal apabila dibandingkan dengtan jumlah mahasiswa.
“Idealnya harus memenuhi 10 persennya. Dari 990-an dosen, masih kurang sekitar 73 orang lagi,” kata dia usai Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar bidang Entomologi, Prof Dr rer nat Imam Widhiono MZ MS, di Gedung Soemardjito, Jumat (26/10).
Menurut Suwarto, proses untuk memenuhi kuota ideal tersebut membutuhkan waktu yang lama. Hal ini menjadi tantangan bagi Unsoed untuk mempercepat pemenuhan kuota tersebut.
Kendala utama percepatan guru besar ini adalah kurangnya jumlah publikasi ilmiah pada jurnal yang terindeks Scopus atau jurnal yang bereputasi. Meski sebenarnya, dosen yang menjabat sebagai lektor kepala jumlahnya cukup banyak.
“Strateginya ya kami akan melakukan klinik, inkubasi dan pendampingan publikasi internasional untuk guru besar. Kami juga punya kegiatan untuk mendorong seperti seminar-seminar untuk mendorong publikasi ilmiah,” tambahnya.
Guru Besar Entomologi yang baru saja dikukuhkan, Prof Dr rer nat Imam Widhiono mengatakan, saat ini di Fakultas Biologi hanya memiliki 3 orang guru besar aktif dari jumlah 14 orang guru besar. Dia berupaya mendorong semangat para dosen untuk aktif menulis publikasi ilmiah dan mendapat gelar profesor.
“Saya ingin menjadi contoh untuk teman-teman saya. Saya yang sudah tua masih produktif dan berupaya mengejar profesor,” katanya. (NS-)