Purwokertokita.com – Pendakian Gunung Slamet melalui jalur Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Purbalingga, sepanjang libur panjang akhir pekan lalu mencapai 4.100 orang. Akibatnya, kebutuhan air bersih di posko pendakian harus dipasok dari perusahaan daerah air minum (PDAM).
“Jumlah tersebut, diakui petugas posko Bambangan naik hingga 10 kali lipat dibanding hari biasa. Bahkan, jumlah ini lebih banyak dibanding perayaan 17 Agustus yang biasa dilakukan pendaki di Gunung Slamet,” kata Koordinator pos pendakian Gunung Slamet Desa Kutabawa, Slamet Ardianzah, Selasa (10/5).
Diakui Slamet, saat pendakian tersebut sempat terjadi kesulitan air bersih untuk keperluan mandi cuci kakus. Kondisi tersebut terjadi lantaran jumlah pendaki ramai dan cuaca di sekitar pos pendakian terang dan tidak turun hujan.
“Terpaksa kebutuhan air bersih harus dibeli dari penjual atau membeli ke PDAM untuk mengatasinya,” ujarnya.
Selama pendakian untuk mengisi waktu liburan tersebut, lanjut Slamet, tidak terjadi musibah atau kejadian yang membuat celaka pendaki. “Sebelum mereka naik, kami berikan arahan dan petunjuk agar pendaki bisa menaiki Gunung Slamet sesuai dengan yang kami sampaikan,” ucapnya.
Sementara itu, kepala dinas kebudayaan pariwisata pemuda dan olah raga (dinbudparpora) Purbalingga, Subeno mengemukakan pendaki sebagian besar berasal dari Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya dan beberapa kota lainnya di Pulau Jawa.
Ia mengemukakan, salah satu yang menyebabkan membludaknya peminat pendakian karena harga tiketnya yang terbilang murah. “Setiap pendaki dikenai tariff tiket pendakian sebesar Rp 5 ribu dengan pembagian Rp 4 ribu untuk kas daerah dan sisanya untuk tim search and rescue,” ujarnya.