Duh Masih Ada Pasien Gizi Buruk di Purbalingga

Peristiwa247 Dilihat
Pasien gizi buruk di Purbalingga sedang dirawat di rumah sakit (istimewa)
Pasien gizi buruk di Purbalingga sedang dirawat di rumah sakit (istimewa)

Purwokertokita.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga saat ini sedang menangani satu pasien yang mengalami gizi buruk. Selain mengalami gizi buruk, balita warga RT 12 RW 04 Desa Muntang Kecamatan Kemangkon bernama Adwa Adia Fajri tersebut juga menderita penyakit lain.

“Iya benar, saat ini ada satu pasien anak balita dari Desa Muntang yang sedang dirawat di RS Goeteng karena mengalami gizi buruk,”kata Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga Nonot Mulyono,saat dikonfirmasi Rabu (24/2).

Menurut Nonot, berdasarkan laporan tim dari Dinkes kabupaten serta pemeriksaan tim medis Rumah Sakit Daerah dr Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, selain mengalami gizi buruk, pasien juga menderita penyakit tuberkulosis (TBC) dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) serta berat badan hanya 3,5 kilkogram.

“Untuk itu, kami sudah menindaklanjuti pasien tersebut dengan memberikan fasilitasi berupa pembebasan dari semua biaya selama menjalani perawatan,”jelasnya.

Untuk kasus gizi buruk di Purbalingga, tambah Nonot, sampai saat baru tercatat baru satu orang, atas nama Adwa Adia Fajri warga Desa Muntang Kecamatan Kemangkon. Sedangkan untuk semua kasus gizi buruk, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga telah menyiapkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

“Kita sudah siapkan untuk semua kasus gizi buruk di Purbalingga melaui Jamkesda dan semua penanganan kasus tersebut tidak ada biayanya alias gratis,”terangnya.

Kepala Desa Muntang melalui Kepala Urusan Kesejateraan(Kaur Kesra) RR Hendarti menuturkan, anak ke empat dari pasangan suami istri Sutiman dan Susmiatun kesehariaanya bekerja serabutan mulai bertani dan menjadi kuli bangunan serta kuli pencari pasir di desanya. Pihaknya berharap, agar kasus gizi buruk yang dialami salah satu warganya bisa sembuh.

“Mengingat keadaan ekonomi yang bersangkutan hanya sebagai buruh serabutan, kami berharap pemerintah kabupaten dapat membebaskan semua biaya sampai sembuh,” katanya.

Tinggalkan Balasan