Ini Salah Satu Alasan Warga Gelar Aksi Tolak PLTP Baturraden

Peristiwa705 Dilihat
Membawa air berlumpur, ratusan warga melakukan aksi di depan Kantor Bupati Banyumas, Senin (9/10). (AAR/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Ratusan warga yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Slamet melakukan aksi penolakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturraden di depan Kantor Bupati Banyumas, Senin (9/10).

Salah satu alasan warga melakukan aksi, karena warga di lereng Gunung Slamet resah dengan hewan liar seperti kijang, rusa, dan babi hutan yang sering turun merusak perkebunan mereka.

Koordinator aksi, Catur Sasongko mengatakan, karena terganggunya aktivitas pertanian dan perkebunan masyarakat di lereng Gunung Slamet, penghasilan dan sumber penghidupan jadi menurun.

“Di Dusun Semaya, warga dihantui serangan hewan liar seperti babi hutan, kijang, dan rusa. Hewan itu merusak lahan pertanian warga,” kata Sasongko saat ditemui di lokasi aksi, Senin (9/10).

Hal tersebut kerap terjadi setelah pembabatan hutan Gunung Slamet untuk proyek PLTP Baturraden. Bahkan, pernah sekali waktu warga diseruduk oleh babi hutan yang turun ke perkebunan.

“Warga Bumijawa yang jadi korban, dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka parah,” tambah Sasongko.

Massa menggelar aksi dengan harapan keresahan mereka didengar oleh Bupati Banyumas, Ahmad Husein. Namun sampai aksi dibubarkan oleh Polisi dan Satpol PP pada Senin (9/10) malam, Bupati Banyumas belum menemui mereka dengan alasan sedang tidak di tempat.

Pembubaran aksi ini pun ricuh, Polisi dan Satpol PP melakukan tindak kekerasan kepada sejumlah warga dan mahasiswa.

“Kekerasan yang dilakukan oleh Polisi dan Satpol PP adalah bentuk pembatasan hak untuk menyampaikan pendapat. Kami mengecam keras tindakan tersebut dan meminta agar peristiwa ini diusut tuntas,” ujar Dian Hamdani, tim riset dari Aliansi Selamatkan Slamet. (SC/YS)

Baca berita terkait :

Tinggalkan Balasan