Purwokertokita.com, Purbalingga – Sabtu (5/9/2020) siang di terminal bus tipe A Bobotsari ramai kaum ibu berseragam biru. Mereka membersihkan setiap sudut terminal dengan sapu dan peralatan kebersihan lain yang mereka bawa dari rumah masing-masing. Mereka adalah warga sekitar terminal yang diberdayakan melalui program padat karya Presiden Joko Widodo.
Pemberdayaan perempuan pada program padat karya tak lepas dari inisiatif Komisi V DPR RI. Sari di antaranya Lasmi Indaryani, Anggota Komisi V.
Ia mendorong pemberdayaan perempuan pada program padat karya karena selama ini proyek padat karya selalu didominasi kaum laki-laki. Maka sudah saatnya perempuan dilibatkan pada proyek ini.
“Misalnya saja pembanguanan saluran irigas, RTLH, jalan usaha tani dan lainnya itu kan pasti dikerjakan kaum laki-laki,” kata Lasmi yang juga aktif di Kaskus Perempuan Parlemen RI.
Ada kurang lebih 130 kaum perempuan yang terlibat pada program ini. Setiap orang menerima honor Rp100 ribu untuk pekerjaan pemeliharaan terminal sehari.
Pelibatan kaum perempuan diharapkan bisa membantu meningkatkan perekonomian keluarga di tengah masa sulit akibat pandemi COVID-19. Sebab, ketika ibu rumah tangga yang menerima upah diasumsikan akan digunakan untuk pemenuhan keperluan rumah tangga.
“Kalau suami yang pegang kan belum tentu sampai ke istri,” ujar Budi Setiyadi, Dirjen Perhubungan Darat berseloroh saat acara pembukaan program padat karya Kementerian Perhubungan di Terminal Bus Tipe A Bobotsari, Sabtu (6/9).
Program sehari ini menjadi permulaan program padat karya pembangunan Terminal Bus Tipe A Bobotsari yang akan dimulai awal tahun 2021. Dari anggaran Rp40-an miliar proyek padat karya, baru Rp12 miliar yang terserap.
Hal ini sempat membuat presiden Joko Widodo marah. Presiden Jokowi meminta mentri-mentrinya mempercepat belanja program agar masyarakat bisa merasakan manfaatnya. Hal ini mendesak karena perekonomian dalam negeri di ambang resesi akibat pandemi COVID-19.
“Sesuai arahan presiden untuk menggerakan ekonomi masyarakat. Yang punya uang kan pemerintah, jadi sesegera mungkin itu digelontorkan untuk masyarakat,” kata Budi.
Proyek pembangunan terminal sendiri ditargetkan akan kembali dimulai Januari 2021. Proyek ini total menyerap anggaran Rp40 miliar.
Anggaran tahap pertama sebesar Rp15 miliar. Tahap kedua sebesar Rp25 miliar akan dialokasikan pada tahap kedua tahun 2021. Pada tahap kedua, proyek ini diperkirakan akan menyerap 153 tenaga kerja.
Pembangunan terminal juga akan melibatkan investor. Pelibatan investor terutama pada pembangunan kawasan bisnis di terminal.
Sesuai potensinya, terminal Bobotsari dinilai memiliki potensi sebagai pusat perdagangan. Karena itu, keterlibatan investor akan dirahkan pada pembangunan mal yang terintegrasi dengan terminal.(rad)