PURWOKERTOKITA.COM, BANJARNEGARA-Warganet kembali digegerkan penemuan batuan mirip candi di Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur Banjarnegara. Bangunan mirip kaki candi itu ditemukan di lahan milik warga Desa Dieng Kulon, Alief Fauzi.
Alief mengatakan, benda purbakala itu ditemukan tak sengaja saat penggalian lahan untuk pembangunan septic tank. Ia mendapati laporan dari pekerja yang menemukan batuan itu saat proses penggalian.
“Saya dapat laporan ada batunya di lahan itu, saya terus minta pekerjaan itu dihentikan,”katanya
Alief sendiri tak yakin tumpukan batuan yang ditemukan adalah bagian bangunan candi. Terlebih wujud yang terlihat dari bangunan itu tidak utuh, atau ada bagian lain yang hilang. Bisa jadi, itu adalah Dharmasala atau bangunan kuno lain selain candi. Tetapi ia pun masih akan menunggu hasil penelitian Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) untuk mendapatkan kesimpulan atas profil bangunan itu.
Alief mengaku dahulu, di lahan sama, ia pernah menemukan batuan kuno berbentuk bulat yang kini disimpan di museum Kaliasa Dieng. Tetapi belum jelas apakah temuannya dulu itu terkait dengan temuan sekarang.
Menurut Alief, batuan candi sudah lazim ditemukan di Dieng sehingga tak mengagetkan warga. Batuan itu banyak berserak di kebun maupun lahan Perhutani, termasuk di bukit Pangonan. Warga biasanya membiarkan temuan itu tergeletak di tempatnya , atau memanfaatkannya untuk keperluan tertentu. Banyaknya temuan baru ini, menurut dia, menunjukkan masih banyak sisi lain Dieng yang belum terungkap.
“Sejarahnya kan juga masih ambyar sampai sekarang,”katanya
Padahal belum lama ini, warga juga menemukan arca ganesha yang merupakan arca terbesar di Dieng di lahan pertanian warga Desa Dieng Wetan Wonosobo. Arca yang harus dievakuasi menggunakan alat berat itu kini dipindahkan ke museum Kaliasa Dieng. Sebelum itu, warga juga menemukan banyak batuan candi saat penggalian untuk proyek rest area Desa Dieng Wetan.
Temuan demi temuan baru ini seakan menguatkan laporan Thomas Stamford Raffles yang menyebut ada 400 an situs atau candi di Dieng dalam buku the History of Java. Jika benar laporan itu, candi yang ada sekarang ini barulah beberapa dari banyak situs yang hilang atau masih belum ditemukan.