Sadis, Nenek dan Cucu Ditemukan Tewas di Purbalingga

Peristiwa260 Dilihat
Jenazah salah satu korban Pantai Widarapayung, Cilacap (Purwokertokita.com/Basarnas)
(ilustrasi) Jenazah. (Purwokertokita.com/Basarnas)

Purwokertokita.com – Purbalingga kembali digegerkan dengan kasus pembunuhan. Dua orang yang merupakan nenek dan cucu, Eti Sularti (70) dan cucu perempuannya, Hanani Sulma Mardiyah (23) ditemukan tewas di rumahnya di Kelurahan Kalikabong RT 2/I Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu siang (11/1). Mereka ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan luka gorok di leher.

Dikonfirmasi, Kapolres Purbalingga Agus Setyawan Heru Purnomo membenarkan kejadian tersebut. Akan tetapi, saat ini pihaknya masih mendalami kasus itu sehingga belum bisa memberikan keterangan secara resmi. Akan tetapi, Agus menyatakan pihaknya sudah mendapatkan indikasi atau petunjuk pelaku pembunuhan tersebut.

“Ya. Tetapi untuk detailnya, saya belum bisa menjelaskan. Saya sedang dalam perjalanan pulang dari Polda ini, Mas, acara sejak kemarin,” ujarnya, Rabu malam.

Dihubungi wartawan, Kasatreskrim Purbalingga, Djunaidi mengatakan Polres Purbalingga langsung membuat tim untuk menyelidiki kasus tersebut. Soal salah satu pelaku yang dikabarkan sudah tertangkap, Djunaidi membantah. “Jadi kami langsung membuat tim untuk menyelidiki kasus ini. Kalau ada petunjuk pelaku kita tangkap. Sementara ini pelaku belum tertangkap. Jadi kalau ada kabar pelaku sudah tertangkap, itu tidak benar,” tegas Djunaidi.

Djunaidi menjelaskan, berdasar olah TKP dan hasil visum, sang nenek, Ety Sulastri mengalami patah rahang kiri karena luka pukulan benda tumpul di bagian rahang dan leher, serta luka benda tajam bagian leher. “Jadi ada luka benda tumpul dan luka gorok di bagian leher.Satunya, juga sama, trauma pukulan di bagian belakang dan luka gorok bagian leher” jelasnya.

Djunaidi mengemukakan, soal motif pelaku Djunaidi enggan bersepekulasi. Namun, kata dia, sudah ada kesimpulan-kesimpulan. “Mungkin nanti kalau pelaku sudah tertangkap. Baru kita ungkap motifnya apa,” ujarnya. Seraya menjelaskan, kemungkinan besar peristiwa pembunuhan itu terjadi sekira pukul 10.00 – 11.00 WIB. “Saat kondisi sedang sepi,” imbuhnya.

Soal saksi kejadian, ia mengatakan tidak ada yang melihat secara langsung. Namun, menurut dia ada beberapa saksi yang bisa mengarahkan polisi pada petunjuk yang mengarah kepada pelaku. “Saksi peristiwa tidak ada. Tetapi saksi-saksi yang lainnya yang bisa mengarahkan pada petunjuk sudah ada,” jelasnya.

Informasi yang dihimpun GATRAnews, kedua korban itu pertama kali ditemukan oleh Sri Hastuti (52) anak kedua Eti, sekaligus ibu kandung Hanani. Sekitar pukul 13.00. Sri Hastuti baru tiba di rumah setelah menjalankan tugasnya mengajar di sebuah SD. Rumah di jalan setapak itu dalam keadaan tertutup rapat tapi tidak terkunci. Sementara, Polisi tiba sekira pukul 13.15 WIB.

Ketika memasuki rumah itulah, Sri Hastuti mendapati ibunya terkapar di lantai dan bersimbah darah dengan leher luka menganga. Ia kemudian menjerit dan masuk kamar. Ternyata di dalam kamar, ia mendapati anak perempuannya, Hanani juga tergeletak di lantai bersimbah darah dengan kondisi sama seperti neneknya, tergeletak bersimbah darah.

Tinggalkan Balasan