Pelajar Pecinta Alam di Purbalingga Diperkenalkan Orienteering

Komunitas, Lingkungan135 Dilihat
Pelatihan Orienterring Pelajar
Pelatihan Orienterring Pelajar dilaksanakan oleh SMA Negeri 1 Bukateja, beberapa waktu lalu. (Dokumentasi).

Purwokertokita.com – Meskipun orienteering sudah begitu dikenal di Indonesia, ternyata aktivitas minat khusus ini belum banyak dikenal di Purbalingga. Padahal, olahraga ini sangat dibutuhkan oleh pegiat alam.

Karena itulah, Perhimpunan Pegiat Alam Chrisda memperkenalkan olahraga ini menggelar Chrisda Orienteering Workshop (COW) di SMA Negeri 1 Bukateja, Sabtu-Minggu, 6-7 Agustus 2016. Sebanyak 46 orang dari berbagai organisasi pecinta alam (OPA) ikut dalam agenda ini.

“Kami berharap, dengan adanya COW ini, akan muncul kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan orienteering sehingga dapat menelurkan atlet oreinteering,” kata Yoyon Winata, ketua panitia COW 2016.

Peserta mendapat materi dari Presiden Federasi Orienteering Banyumas (FOB), Mukhamad Khalik dan, Prabowo Adi Wicaksono, atlet orienteering nasional dari Cilacap. Materinya tidak hanya teori namun juga praktik lapangan.

Sebagai informasi, orienteering berasal dari bahasa Swedia yang artinya melintasi medan tidak dikenali dengan dibantu peta dan kompas. International Orienteering Federation (IOF) menyebut, olahraga ini membutuhkan kemampuan dan ketrampilan navigasi secara mandiri.

Karenanya, orienteering merupakan olahraga yang memerlukan kemampuan fisik, mental dan kecerdasan. Orienteering biasanya dilakukan di alam bebas atau lahan yang bisa digunakan untuk bernavigasi. Selama ini dikenal, ada beberapa jenis orienteering, yakni foot orienteering, mountain orienteering, ski orienteering dan trail orienteering.

Tinggalkan Balasan