Gawat, Ternyata Maraknya Peredaran Narkoba Libatkan “Orang Penting”

Peristiwa240 Dilihat
Beberapa botol berisi sampel urin akan diperiksa petugas untuk menguji adanya kandungan zat amfetamin yang identik dengan penyalahgunaan narkoba. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Beberapa botol berisi sampel urin akan diperiksa petugas untuk menguji adanya kandungan zat amfetamin yang identik dengan penyalahgunaan narkoba.
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Kabar mengejutkan diungkapkan mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Purbalingga, Ajun Komisaris Besar Edy Santosa saat berpamitan dengan Pj Bupati Purbalingga, Budi Wibowo. Edy mengemukakan, selama ini peredaran narkoba yang berada di wilayah Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, dan Purwokerto melibatkan “orang penting”.

“Awal tahun ini sebenarnya saya ingin mengagetkan para pejabat daerah Purbalingga. Namun sayangnya saya lebih dulu mutasi. Sehingga nanti akan dilanjutkan oleh pengganti saya,” katanya di Aula Kantor BNN Kabupaten Purbalingga, Kamis (4/2).

Ia mengemukakan, peredaran narkoba saat ini tidak hanya berada di kota besar saja. Namun, sudah mencapai kota kecil dan parahnya melibatkan “orang penting”. “Di Purbalingga, juga sudah marak dan melibatkan orang penting dari empat kabupaten. Begitu kami buka printout pembicaraan telepon, memang betul yang terlibat orang-orang penting,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menuturkan Edy Santosa, penanganan peredaran narkoba harus dilakukan secara cermat dan penuh kesabaran karena jaringannya sangat rapi dan pembuktianya tidak mudah. “Dari hasil mapping, sudah kami laporkan kepada Kepala BNN Provinsi. Kami diperintahkan untuk ditunda dulu, matangkan dulu,” jelasnya.

Menurut Edy Santosa, sebenarnya pada awal 2016 ini menargetkan untuk meneruskan program lanjutan tahun sebelumnya. Program tersebut adalah melakukan pemeriksaan narkoba di sejumlah SKPD yang menjadi target. Sebelumnya, pada 2015 lalu, pihaknya telah melakukan pemeriksaan narkoba di lingkungan Sekretariat daerah (Setda) Purbalingga, dan Sekretariat Dewan.

Edy Santosa saat ini digantikan Ajun Komisaris Besar Suprinarto yang sebelumnya bertugas sebagai Kepala bidang Pemberantasan BNN Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan, Edy Santosa menduduki jabatan baru sebagai sebagai Kepala BNN Kabupaten Cilacap.

Edy Santosa menuturkan, penanganan peredaran narkoba harus dilakukan secara cermat dan penuh kesabaran karena jaringannya sangat rapi dan pembuktianya sangat tidak mudah. “Terkait hasil mapping sudah kami laporkan kepada Kepala BNN Provinsi. Kami diperintahkan untuk ditunda dulu, matangkan dulu,” jelasnya.

Menurut Edy Santosa, sebenarnya dirinya menargetkan pada awal tahun 2016 ini akan meneruskan program lanjutan tahun sebelumnya, dimana sejumlah SKPD menjadi target pemeriksaan narkoba. Sebelumnya, pada 2015 lalu, pihaknya telah melakukan pemeriksaan narkoba di lingkungan Sekretariat daerah (Setda) Purbalingga, dan Sekretariat Dewan.

Sementara itu, Pj Bupati Budi Wibowo mengaku selama ini mendukung langkah yang telah dilakukan BNN Purbalingga. Bahkan, Budi mengemukakan telah memiliki program agar seluruh pegawai di jajaran pemda dapat menjadi teladan dan tidak terlibat penyalahgunaan narkoba.

“Langkah yang sudah dilakukan, pejabat di Purbalingga di cek semuanya. Kalau perlu, nanti seluruh SKPD juga dilakukan cek narkoba termasuk camat. Semuanya, jadi kita sebagai birokrat harus memberikan contoh dan transparan, berani di cek,” katanya.

Menurutnya, peran semua pihak sangat dibutuhkan dalam usaha memberikan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba. “Sosialisasi dapat dilakukan melalui kegiatan keagamaan, pendidikan, termasuk melalui radio dan media massa lainnya,” katanya.

Tinggalkan Balasan