Purwokertokita.com – Rendahnya partisipasi warga dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Purbalingga, disinyalir banyak disebabkan minimnya ketidakhadiran di tempat pemungutan suara (TPS). Persoalan tersebut dikarenakan banyak warga yang merantau ke daerah lain dan memilih untuk tidak kembali pulang saat hari pencoblosan.
Menurut Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Purbalingga, Sukhedi, indikasi tersebut sudah terlihat sejak pengumpulan form yang sebelumnya dibagikan oleh KPU Provinsi Jawa Tengah.
“Soal partisipasi turun, dari KPU provinsi sudah memberikan form alasan ketidakhadiran. Ternyata, ketidakhadirannya mencapai 40 persen, mereka kebanyakan perantau yang tidak pulang,” ujarnya, Kamis (17/12).
Diakuinya, ada beberapa daerah yang tingkat partisipasi politiknya berada dibawah angka 60 persen. Namun, lanjutnya, sebenarnya semua kecamatan berlaku kondisi yang sama.
“Kebanyakan perantau yang tidak pulang, berada di Kecamatan Rembang, Mrebet, dan Karangmoncol di sana angkanya lumayan tinggi, walaupun hampir menyebar semuanya. Angka ketidakhadiran di rata-rata kecamatan tersebut antara 58 persen hingga 60 persen. Sedangkan, partisipasi yang paling tinggi di kecamatan kota (Purbalingga) mencapai 69 persen kehadiran,” ucapnya.
Baca: Suara Paslon Pemenang Kalah Dengan Golput di Pilkada Purbalingga
Lebih lanjut, ia mengemukakan turunnya tingkat partisipasi warga dalam pilkada Purbalingga, sebenarnya tak jauh berbeda dengan daerah lain di Jawa Tengah.
“Jadi di 21 kabupaten kota di Jawa Tengah yang mengikuti pilkada serentak, ada tiga kabupaten yang menurun partisipasinya. Termasuk kabupaten tetangga, Pemalang dan Purbalingga. Persoalan yang dihadapi juga sama,” ucapnya.
Sebelumnya, KPU Republik Indonesia menargetkan secara umum, pilkada serentak pada 9 Desember 2015 tingkat partisipasinya mencapai 77,5 persen. “Itu target sama, target nasional. Namun, hanya ada beberapa pilkada kabupaten/kota di Jawa Tengah yang berhasil melampaui target tersebut,” tuturnya.